0
Home  ›  Tidak Ada Kategori

The Power Of Recehan


Manfaat Recehan, Coin, koin


Siapa yang sudah merasakan kekuatan recehan? Ini saya mau bicara receh yang beneran recehan kecil itu ya, berbentuk koin kecil-kecil, seratus dua rayus rupiah. Bagi sebagian orang koin recehan itu bisa menjadi "penyelamat". Tetapi, bagi sebagian orang, bisa menjadi masalah yang semestinya bisa dihadapi dengan bijak, seperti yang dituliskan Mbak Steffi dalam blognya, sikapi masalah dengan bijak. Sayangnya tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Salah satunya pada kejadian yang akan saya ceritakan di bawah ini. 

Suatu hari saya membaca sebuah postingan tentang coins yang malang. Sebutlah seorang anak bernama Tart, membeli jajanan pentol (semacam bakso tanpa kuah kalo di Surabaya) di abang-abang keliling. Dengan senang hati si abang melayani Tart, memberinya plastik buat wadah, tusukan, dan membuka penutup panci yang dibuat merebus pentol, untuk memudahkan Tart mengambil varian pentol yang dia mau. Setelah itu si abang memberinya saus dan kecap sesuai permintaan Tart. Tibalah saatnya Tart membayar.
"Tiga ribu ya, Bang." Kata Tart seraya mengulurkan uangnya.
"Apa ini?" Si abang melotot. Menatap recehan yang ada di tangannya.
"Duitlah, Bang." Sahut Tart.
"Mana laku duit kayak gini!" Si abang langsung kesal.
"Ya pasti lakulah, Bang. Itu juga duit.". Sahut Tart. Penjual semakin kesal, dan langsung melemparkan koin-koin tersebut ke parit. Tart bengong, namun dia segera berlalu meninggalkan penjual pentol.

Pertama, bisa jadi si abang penjual hatinya sedang tidak nyaman. Mungkin karena banyak masalah dari rumah, atau bisa jadi karena dagangannya masih banyak, menunggu-nunggu orang untuk beli namun gak dapat-dapat. Begitu dapat pembeli ternyata 'hanya' memberinya koin yang dianggapnya tidak berharga.

Kedua, bisa jadi si abang memang tidak tahu, bahwa koin-koin itu masih laku bila dibawa ke mini market seperti Alfamart atau Indomaret. Sehingga dia merasa terhina dengan bayaran recehan yang dia terima karena koin 100, dan 200 rupiah di rumah dia berserakan tidak berguna. Seperti kebanyakan di rumah-rumah lainnya yang pernah saya temui. Termasuk di rumah orang tua saya dulu. Sekarang alhamdulillah sudah tidak berserakan lagi, setelah saya kasih tahu, agar mengumpulkannya di dalam toples, untuk kemudian ditukar ke mini market terdekat.

Ketiga, mungkin si abang lagi butuh buat tambahan makan siangnya di warteg. Gak seru kan kalau makan di warteg bayarnya pakai koin? Hihi.

Keempat, si abang hanya belanja di pasar tradisional untuk kebutuhan dagangannya, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan koins 100, 200 rupiah untuk membayar belanjaannya. Atau si abang hanya belanja di warung dekat rumahnya, yang jika menggunakan uang recehan juga bakal sungkan.

Dan seterusnya, ada banyak kemungkinannya ya kalo dikira-kira mah.

Pembeli tidak salah tentu saja, karena koin tersebut memang uang, dan masih berlaku. Dan dia memberikan sesuai nominal yang seharusnya dia bayarkan. Perkara sama abangnya dibuang, itu bukan urusan dia lagi. Tetapi, apakabar nurani? Halal kah makanan yang dia dapatkan dari penjual yang tidak mau menerima bayarannya karena tidak sesuai standar si penjual? Wallahualam.

Berikut adalah langkah agar orang di sekitar kita, termasuk abang para penjual jajanan yang lewat, tahu manfaat uang recehan.



Beri Tahu Manfaat Koin Receh
Dalam kondisi tertentu, koin bisa menjadi "dewa penolong" jika sebelumnya diperlakukan dengan baik. Diberi tempat yang layak di salah satu ruang rumah kita. Dulu saya juga tidak pernah melakukan ini. Jaman saya kecil koin sangat berharga. Rp. 25, 50, 100, angka itu sangat besar nilainya ketika itu. Buat beli jajan di sekolahan 50 rupiah saja sudah mengenyangkan. Sudah pasti jika ada uang recehan tergeletak akan menjadi rebutan, sehingga tidak ada recehan bertebaran. Beda sekali dengan zaman sekarang, koin dari 100, 200, 500, sering sekali kita temukan berserakan di pojok-pojok rumah. Di meja, di lantai, di dapur, di wadah bumbu, di atas kulkas, dipan-dipan, dan sebagainya. Bahkan ketika kita sedang jalan di luar, tidak ada yang tertarik untuk memungut recehan yang tergeletak di jalanan, tergerus aspal dan roda kendaraan hingga memudar rupanya. Padahal koin juga uang yang masih bisa dimanfaatkan.

Beri Tahu Cara Menggunakan Uang Recehan
Seperti yang sudah saya tulis di awal, sebagian orang belum tahu cara menggunakan koin receh. Adalah tugas kita untuk memberi tahunya.

Pertama, siapkan toples (saya pakai botol bekas air mineral yang dipotong bagian atasnya), taruh di suatu tempat yang tidak mudah dijangkau anak-anak. Akan sia-sia jika mengumpulkan koin namun bisa diambil lagi untuk mainan anak-anak kan? Karena bakal diambilin lagibdan diberantakin kemana-mana lagi. Bisa juga dimasukin mulut, sering kejadian pada anak sulung kami ini. Jadi perhatikan baik-baik hal itu.

Kedua, pungutin koin yang berserakan diseantero rumahmu. Masukkan ke botol. Jika mau, pisahkan antara koin 500 dan 1000 dengan koin 100, dan 200, Karena recehan 500 dan 1000 lebih gampang digunakan. Warung tetangga masih mau menerima. Bahkan terkadang mereka juga mencari recehan tersebut untuk digunakan sebagai kembalian.

Ketiga, hitung saat botol koin tersebut penuh (atau saat kamu kehabisan uang dan membutuhkan sesuatu). Bundling dengan nominal seribuan, bawa ke mini market terdekat, gunakan untuk belanja kebutuhan. Percayalah, orang di toko-toko tersebut tidak akan menolak.

Ceritakan Kisahmu Bersama Recehan
Nah, untuk menguatkan manfaat koin ini, kita beri contoh deh kepada mereka yang belum tahu. Minimal dari kisah kita sendiri, atau kisah orang lain, tak mengapa.

Sebagai contoh, beberapa hari lalu, saya kehabisan uang, sementara saya membutuhkan sesuatu yang urgent, mau tidak mau saya harus mengangkat botol bekas yang dihuni oleh si receh. Saya hitung yang 100 dan 200an, lalu saya minta antar suami ke mini market terdekat. Alhamdulillah barang yang saya butuhkan bisa saya dapatkan dengan koin receh tersebut.

Pernah juga suatu malam, yang merupakan malam terakhir batas pembayaran kredit kendaraan. Sedangkan kami belum memegang sepserpun uang. Kami tidak ada chanel lagi untuk mencari pinjaman, alhasil saya pun menyerahkan galon berisi recehan kepada suami. Malam itu kami menghitung koin. Alhamdulillah cukup untuk membayar tagihan kredit kendaran.

Kesimpulannya, jangan pernah menyepelekan recehan, karena terkadang dia bisa sangat bermanfaat saat terdesak.

Ida Raihan
Surabaya, Jum'at, 03 Juli 2020 (07:29)

38 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS