0
Home  ›  Tidak Ada Kategori

Ketika Anak Aktif Tiba-Tiba Jadi Pendiam

Anak aktif, kreatif


Beberapa kali mengunjungi Gress Mall, Nurul (3 tahun) selalu berlari menuju tempat bermain anak-anak di lantai dasar. Padahal setiap ke Gress Mall selalu buru-buru karena meninggalkan bayi di rumah. Nadine yang belum 9 bulan.


Biasanya kami ke Gress Mall jika ada keperluan mendesak, seperti mencari buku untuk refrensi menulis, ini biasanya tidak cukup hanya sekali datang, karena pasti ada saja kekurangannya. Atau mengecek elektronik yang kami butuhkan. Jadi tidak memungkinkan sekali jika harus menuruti keinginan Nurul untuk bermain di tempat permainan anak yang saya sebutkan di atas. Alhamdulillah meskipun kecewa, marah, Nurul tidak sampai tantrum saat tidak diijinkan bermain.

Jatuh Sakit

Akhir bulan Januari lalu, saat sedang bermain, saya temukan Nurul seperti kehilangan gairah, anak itu tiba-tiba terlihat kuyu dan lemas, saat saya tawarkan untuk berbaring Nurul mengikuti dengan patuh, lalu terlelap dan pulas. Karena ini tidak seperti Nurul biasanya, saya pun curiga. Benar saja, saat saya sentuh dahinya, panasnya sudah terasa menyengat. Seketika saya cek dengan thermometer. Benar, suhu badannya sudang ada di angka 38,7. Malam kemudian, belum ada perubahan, padahal sudah saya kompress dan dibalur dengan asam Jawa dan bawang merah parut. Dua hari masih belum ada perubahan. Hinggal 4 hari, akhirnya kami memutuskan membawanya ke dokter.



"Ini anak yang aktif itu kan ya?" Tanya dokter yang memeriksa Nurul. Ah, dokter sudah pada hafal dengan keberadaannya. Dia satu-satunya anak yang tidak mau diam saat di ajak ke klinik. Selalu berusaha merangsek ke ruang lainnya, naik ke meja, berdiri di kursi, penasaran dengan komputer, lari-larian, angkat-angkat kursi, dan lain-lain. Padahal banyak anak yang seusianya ikut ke klinik, tetapi tidak ada yang seheboh dia. Nurul Ikhlas terlalu aktif sehingga menjadi perhatian banyak orang. Setelah selesai periksa, dokter memberikan obat.

Ketika Bunda Kehilangan Sosoknya

Berhari-hari, panas Nurul belum turun juga. Rasanya sediiih menyaksikan anak yang setiap hari membuat emosi jiwa itu terkulai lemas, anak yang selalu menciptakan masalah dengan tingkahnya, tiba-tiba anteng tiduran, tidak merengek, tidak menangis. Tidak mau makan, tidak mau jajan, padahal biasanya seriing lari keluar rumah dan pulang bawa jajan, bundanya terpaksa menuntunnya agar mengembalikan. Dia ambil di warung ikut-ikutan teman. Berkali-kali Bundanya harus memberinya wejangan, "hanya boleh ambil jajan kalau Nurul bawa uang. Faham?" Dibalas dengan anggukan lalu minta jajan.



Hatiku sedih ketika pintu terbuka Nurul hanya menatap tanpa ada keinginan untuk kabur seperti biasanya. Padahal jauh hari sebelumnya, saya sampai merasa putus asa menghadapinya. Sehingga ayahnya mengikat pati semua jendela, mengunci semua pintu agar dia tidak kabur. Hari itu saya benar-benar merasa kehilangan ketika Nurul tiba-tiba menghentikan kebiasaannya.

Janji Mengajak Bermain

Dua mingguan Nurul tergolek lemas, tidak tertarik dengan semua mainan, apalagi makanan. Di puncak rasa kehilangan Bunda berkata, "Nurul, ayo sembuh. Nurul pingin mainan di mall itu kan? Kalo sembuh Bunda ajak main kesana. Baaanyak bola. Nurul bisa main sepuasnya. Mau?" Nurul mengangguk. "Kalau gitu, sembuh ya."

Seketika sembuh? Tidak, Maak. Masih butuh semingguan lagi untuk dia benar-benar pulih dari sakitnya.



Pemenuhan Janji 

Setelah Nurul benar-benar sembuh, akhirnya kami memenuhi janji mengajaknya bermain di tempat permainan di Gresik Mall (diulas terpisah insya Allah). Tadinya ini mau menulis review tempat bermain di GressMall itu sih, tetapi intronya kok segini panjaang jadi dibagi dua aja deh. Hahahaha.
37 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS