0
Home  ›  Kehidupan

Sayang Warga Surabaya, Upaya Pemkot Menjembatani Keluhan Dan Kebutuhan Masyarakat Dengan Pemerintah Pusat

"Kader Sayang Warga Surabaya, Aplikasi Sayang Warga Surabaya, Sayang Warga Surabaya"

 

Kader-Sayang-Warga-Surabaya


Banyak hal menarik yang bisa dipelajari dalam kehidupan kita saat ini. Salah satunya adalah ketika kita berkomunitas atau melakukan aktivitas secara berkelompok. Tidak hanya melihat dari jauh apa yang dilakukan orang lain, bisa terjun, membaur dan merasakan langsung aktivitas bermanfaat yang mereka lakukan adalah, suatu kepuasan tersendiri bagi sebagian orang. Termasuk saya.


Teringat ketika saya masih berada di negeri rantau nun jauh di sana, dulu saya selalu merasa iri ketika melihat rombongan para muslimah berjalan dari satu tempat ke tempat lain, untuk melakukan suatu kegiatan. Mereka membawa berbagai perlengkapan. Seperti peralatan gambus, koper, dan lainnya. Hati saya selalu mempertanyakan, "apa yang mereka lakukan itu? Dari mana mau ke mana para muslimah itu?" Kemudian, saya sering melihat artis, ulama, atau tokoh terkenal dari Indonesia beberapa kali ada bersama mereka.


Saat itu saya merasa, kegiatan mereka terlihat keren dan penuh manfaat. Tidak seperti saya yang hanya ngeluyur mencari kesenangan sendiri. Nongkrong di taman, pantai, makan-makan, jalan-jalan ke mall, tempat wisata, dan sebagainya.


BACA JUGA: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI DISABILITAS


Persiapan apel Jum'at pagi di wilayah Gendong

Dipanggil Dengan Sebutan "Mas"


Salah satu pengalaman yang tidak pernah terlupakan dalam kehidupan saya saat berada di rantau adalah, ketika saya sedang menikmati akhir pekan di salah satu pojok Victoria Park - Hong Kong, ada seorang cewek yang meminta bantuan, dan memanggil saya dengan sebutan "Mas".


"Mas, boleh tolong ambilkan photo?" Katanya. Tidak ada keinginan untuk memprotes dalam diri saya. Saya enjoy saja dipanggil dengan sebutan itu, meskipun kenyataannya saya bukan seorang pria. Saat itu, saya hanya tersenyum dan menerima cameranya untuk mengambil gambar dia dan temannya. Kemudian dia kembali berkata, "Makasih, Mas." Ah, rupanya, dengan penampilan yang tomboy, saya pernah terlihat ganteng di tahun itu.


Hingga kemudian, seseorang berhijab, mengajak saya untuk bergabung di sebuah komunitas dakwah yang ia kelola. Saya yang terlahir dari keluarga Muslim, yang bisa dibilang taat, saat itu hanya mengiyakan, namun tidak benar-benar langsung menerima tawaran tersebut.


Di kemudian hari, saya tetap datang ke markas mereka. Ikut duduk dan menyimak kegiatan mereka seharian. Hingga kemudian, saya tertarik, dan mendaftar sebagai anggota. Sejak itulah, saya resmi terjun ke dunia dakwah di Hong Kong, bersama majelis dakwah wilayah Mei Foo. Sejak itu pula, saya jadi mengenal lebih banyak lagi komunitas, karena sering diajak keluar lapangan oleh ketuanya. Dari sana, banyak pengalaman yang saya dapat. Kesibukan yang dulunya hanya saya lihat dilakukan oleh para muslimah pun akhirnya saya rasakan semua. Termasuk, mengadakan pengajian Akbar, atau workshop. Mendatangkan pendakwah, penulis terkenal, orang perfilman, hingga para artisnya.


Seiring berjalannya waktu, saya juga mulai dipinta untuk menjadi pengurus di tiga komunitas yang saya ikuti. Sekretaris, humas, bendahara. Sekali mau diangkat menjadi ketua, tetapi saya yang sejak awal sebenarnya sudah menolak posisi ketua, menjadi galau luar biasa di detik-detik pelantikan. Sehingga pelantikan pun dibatalkan. Duh kalau ingat kejadian itu, saya merasa sangat bersalah. Saya pasti sudah mendzalimi seluruh anggota saat itu. Apa yang saya lakukan sungguh kekanak-kanakan. Saya menyesal.


Berpose dengan pak dan Bu Lurah usai apel pagi

Menjadi Kader Sayang Warga Surabaya


This is the point. Sejak koordinator kader menghubungi suami, untuk mengajak saya menjadi salah satu kader Sayang Warga, saya sudah tertarik untuk ikut terjun, karena sebenarnya saya penasaran, ingin tahu apa saja kesibukan menjadi Kader Sayang Warga. Sepertinya banyak melakukan kegiatan sosial yang bisa mendekatkan diri dengan warga, sepertinya bisa menjadi manusia bermanfaat untuk membantu orang yang membutuhkan. Dan banyak lagi pertanyaan di benak saya. Jujurly, saya rindu melakukan kegiatan yang dulu pernah saya lakukan ketika masih gabung dengan Dompet Dhuafa Republika di Jakarta.


Sayangnya, banyak pertimbangan yang membuat saya harus menolak tawaran tersebut. Salah satunya adalah anak-anak yang masih kecil. Mereka ini emak-emak'en banget, apa ya istilah Indonesianya? Pokoknya setiap kali ibunya bergerak, selalu minta ikut. Gak mau ketinggalan, Bundanya harus selalu ada dan terlihat.


Pada tawarannya berikutnya, tepatnya Oktober 2022 ini barulah saya resmi menjadi salah satu kader Sayang Warga Surabaya untuk wilayah Romokalisari.

Srikandi (kader) Romokalisari

Apa Itu Sayang Warga Surabaya?


Dikutip dari laman Surabaya.go.id, Sayang Warga adalah sebuah program, sistem pendataan yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan di lapangan (warga). Saya melihat, ini semacam upaya pemerintah mendengarkan keluhan masyarakat, untuk kemudian mengulurkan bantuan sesuai kebutuhan mereka.


Menurut Pak Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya), dengan melibatkan para kader yang jumlahnya 28.000 lebih, yang tersebar di seluruh kota Surabaya, Pemkot Surabaya akan lebih tahu kondisi warganya, sehingga intervensi yang diberikan oleh pemkot melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan lebih cepat dan tepat sasaran, 

 

Tugas Kader Sayang Warga Surabaya


Adapun tugas para Kader Sayang Warga Surabaya, yaitu melakukan pendataan dari rumah ke rumah, melakukan survey kesehatan minimal seminggu sekali, kelayakan tempat tinggal, pendampingan anak stunting, ibu hamil, melahirkan, nifas, dan lain-lain.


Dengan terbentuknya kegiatan Sayang Warga ini, diharapkan rasa empati antar warga akan terus terpupuk, dan rasa kasih sayang sesama warga Kota Surabaya akan terus terjaga.


Poto perpisahan dengan Pak Lurah karena rotasi

Kader Romokalisari dengan Bu Lurah

Maanfaat Bergabung Dalam Kegiatan Sayang Warga


Sejak menikah saya memiliki sedikit sekali kegiatan di luar rumah. Kalapun keluar paling hanya belanja, makan, ngopi di cafe, atau mengajak anak ke taman terdekat. Sesekali menghadiri undangan brand tertentu guna mempelajari produk mereka, untuk kebutuhan pekerjaan. Sayangnya, kegiatan yang terakhir ini sudah jarang terjadi, sejak adanya pandemi di akhir 2019 lalu.


Sebagai blogger tentu saya harus memiliki banyak ide kreatif untuk membuat konten, karena content is a king. Apa jadinya jika tulisan saya tidak ada kemajuan atau varian cerita sama sekali? Dengan sedikitnya kegiatan keluar, sudah pasti saya merasa kekurangan bahan menulis. Terkadang juga timbul rasa jenuh dengan ide-ide menulis yang cuma itu itu saja. Bahkan akun sosial media saya sepertinya mulai dihiasi oleh sarang laba-laba, sangking jarangnya melakukan kegiatan di sana. Hiks, hiks, sedih.


Jadi, setelah diskusi dengan suami, dengan ibu mertua, akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dalam team Sayang Warga. Melihat dari dekat apa yang dilakukan oleh para kader lainnya untuk membantu warga. 


Dengan begitu, saya akan memiliki kegiatan rutin, minimal seminggu sekali untuk menjenguk warga door to door, tidak di rumah terus, bertemu dengan banyak orang, dan peroleh insight untuk tulisan berikutnya. Bismillah...


Ida Raihan

Surabaya, 14 Oktober 2022 (03:13)

24 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS