BLANTERVIO103

Kasus Penyakit Kusta Dan Disabilitas, Serta Upaya Pemerintah Dalam Menanganinya

Kasus Penyakit Kusta Dan Disabilitas, Serta Upaya Pemerintah Dalam Menanganinya
30 September 2022

 

Penyakit+kusta

Bagaimana rasamu jika tiba-tiba dijauhi teman dan dikucilkan oleh keluarga sendiri? Bisa kamu bayangkan seperti apa sedih dan putus asanya jika mengalami nasib seperti itu. Sayangnya, kejadian seperti itu banyak dialami oleh para penderita kusta di tanah air. Entah jika di luar negeri, infonya sih gak jauh berbeda dengan di Indonesia. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kusta, menjadi penyebab mengapa kusta, atau yang dulunya biasa disebut dengan lepra, menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti. Sehingga kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan itu harus dialami oleh mereka, OYPMK (orang yang pernah menderita kusta). Perlakuan diskriminasi, seolah kusta, adalah penyakit kutukan dan turun-temurun. Padahal faktanya, kusta tidaklah semengerikan itu bagi orang lain.

Memang benar, penyakit kusta dapat menular, tetapi itu bisa terjadi jika berkumpul selama dua puluh lima jam berturut turut dalam seminggu, atau bila terkena dropletnya. Dalam artian penyakit kusta tidak mudah menular hanya karena interaksi atau duduk bersama dengan para penyintas penyakit kusta.

BACA JUGA: POSITIF COVID-19 SEKELUARGA

Seminar Melawan Stigma Masyarakat Tentang Kusta Dan Disabilitas

Beberapa hari lalu, tepatnya Rabu, 28 September 2022, saya berkesempatan menyimak seminar Live Steaming bersama LNR Indonesia melalui kanal youtube Ruang KBR, dengan pembicara Bapak Sunarman Sukamto Amd, dari Tenaga Ahli Kedeputian V, Kantor Staff Kepresidenan (KSP), dan Ibu Dwi Rahayuningsih, Perencana Ahli Muda, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, Dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian PPN (Bappenas).

Acara yang dipandu oleh moderator cantik, Mbak Debora Tanya, itu, penuh dengan gizi pengetahuan yang mampu membuka pikiran audiens untuk lebih luas memahami tentang seluk beluk penyakit kusta dan disabilitas. Mengajak masyarakat untuk lebih aware, dan segera memeriksakan diri ke pusat kesehatan terdekat, apabila mengalami tanda-tanda terkena kusta. Agar bisa lagsung peroleh bantuan pengobatan, sehingga penyakit kusta tidak semakin menyebar.


Indonesia Penyandang Penyakit Kusta Terbesar Ketiga di Dunia

Saat ini, Indonesia menduduki peringkat Negara penyandang kusta terbesar ketiga setelah India dan Brazil. Hal itu dibuktikan dengan penemuan kasus baru sejumlah 7.146 kasus, sehingga data Kementrian Kesehatan RI telah mencatat, 13.487 kasus per Januari 2022. Hal itu menjadi salah satu penyumbang angka kemiskinan di Indonesia.

Hah? apa hubungannya kusta dengan angka kemiskinan?

Seperti yang sudah saya singgung di atas, kesadaran masyarakat tentang penyakit kusta yang masih rendah, dengan berbagai anggapan seperti, mudah menular, tidak bisa disembuhkan, serta kemampuannya mengubah penampilan fisik seseorang, membuat OYPMK peroleh perlakuan diskriminasi dari masyarakat sekitar, bahkan dari keluarga sendiri. Mereka juga kesulitan peroleh pekerjaan karena banyak perusahaan yang tidak mau mempekerjakan mereka. Hal itu menyebabkan sebagian dari mereka terpaksa menjadi pengangguran, sehingga kusta dan disabilitas diidentikkan dengan kemiskinan.

BACA JUGA: PENGALAMAN SEMBUH DARI COVID-19

Upaya Pemerintah Mengentaskan OYPMK

Lalu apa saja sih yang selama ini sudah dilakukan pemerintah dalam membantu mengentaskan kemiskinan dan penyembuhan pada OYPMK dan Disabilitas ini?


Pada kesempatan Live Streaming yang mengambil tajuk, “Kusta Dan Disabilitas Identik Dengan Kemiskinan, Benarkah?”, Pak Maman (panggilan untuk Bapak Sunarman Sukamto Amd), mengatakan bahwa, saat ini upaya pemerintah memang masih stagnan, masih dominan upaya kesehatan, belum secara intensif untuk mengatasi kusta. Namun, pemerintah masih terus akan meningkatkan, serta mengajak kerjasama berbagai pihak, lintas sektor, lintas kementrian lembaga, pemerintah daerah, dan termasuk teman-teman disabilitas dan OYPMK itu sendiri. Karena kusta, bukan hanya isu kesehatan tetapi juga identik dengan kemiskinan, lingkungan, sosial, dan sebagainya. Sebab itulah dibutuhkan kesadaran bersama antara pemerintah kota, daerah, dan juga masyarakat sipil untuk menghindari penyebaran penyakit kusta.

Program Pemerintah
 
Sebenarnya pemerintah ke depannya bakal memiliki lebih banyak lagi program. Namun memang belum semuanya bisa terealisasikan.
 
Berikut adalah program yang sudah/sedang berjalan, yang tentunya akan memberi dampak positif untuk para OYPMK dan disabilitas.
 
Apa saja sih programnya?
 
Pemberian Sembako
Salah satu program pemerintah adalah memberikan bantuan berupa sembako kepada masyarakat terdampak kusta dan disabilitas yang masuk kategori miskin. Tentunya untuk mereka yang datanya sudah terdaftar di kemensos. Jadi, kalau kamu, keluargamu atau orang yang kamu kenal dalam kondisi yang sudah disebutkan dan belum ada bantuan dari pemerintah, ada baiknya deh menghubungi dinas terkait agar segera peroleh bantuan pemerintah.
 
Ketrampilan Dan Kemandirian Usaha
Pemerintah berusaha memperhatikan agar OYPMK dan disabilitas tidak minder dalam kehidupan bermasyarakat, dengan cara diberi dan dibekali ketrampilan dan kemandirian usaha. Dengan begitu, diharapkan mereka sudah siap ketika harus membaur dengan masyarakat kembali.
 
Peningkatan Pelayanan Keuangan Inklusif
Hal ini dianggap sangat diperlukan, karena selain memberi kesempatan kepada para penyandang disabilitas, ini juga diharapkan agar mereka dapat mengakses keuangan untuk kegiatan konsumsi, serta mengakses permodalan dari badan keuangan.
 
Return To Works
Program ini bertujuan untuk mereka yang telah memiliki pekerjaan, tetapi mengalami kecelakaan kerja, hingga menyebabkan mereka mengalami disabilitas. Maka telah ditetapkan, perusahaan memiliki kewajiban untuk tetap mempekerjakan mereka.
 
Eksistensi Rehabilitas dan Bantuan Peralatan
Bantuan peralatan sesuai kebutuhan juga diberikan oleh pemerintah kepada para disabilitas dan OYPMK. Sementara rehabilitas agar mereka kembali memiliki kepercayaan diri untuk kembali ke masyarakat.
 
Selama ini stigma dari masyarakat sudah membatasi mereka dalam melakukan kontribusi dan berpartisipasi pada kegiatan kemasyarakatan, seperti dalam kegiatan sosial maupun kegiatan produktif lainnya. Hal itu berpengaruh juga kepada akses mereka dalam hal pendidikan, pekerjaan, kewirausahaan, dan sebagainya. Sehingga dapat berpengaruh kepada tingkat kemiskinan, meskipun tidak semua OYPMK dan disabilitas adalah orang miskin.
 
Pengadaan Shelter 
Pemerintah melalui kemensos dan dinsos di beberapa pemerintahan daerah juga mengadakan/menyediakan shelter bagi OYPMK dan Disabilitas. Daerah yang sudah terdapat shelter antara lain, Jawa Timur (Sumberglagah - Tanjung Kenongo), Jawa Tengah (Banyumanis), dan Makassar (Jongaya).
 
Memberi Kuota Pekerjaan Di Perusahaan BUMN/BUMD dan Swasta
Meskipun batas minimumnya baru 1% untuk perusahaan swasta, dan 2% di perusahaan BUMN/BUMD, setidaknya dengan menetapkan kuota pekerjaan di perusahaan yang diberikan pemerintah tersebut dapat mengurangi pengangguran bagi sebagian OYMPK ataupun disabilitas.
 
Menariknya, Pemerintah juga melakukan pendampingan semacam bantuan hukum, apabila OYPMK atau disabilitas mengalami diskriminasi atau penolakan kerja di suatu perusahaan, karena memandang status mereka sebagai orang yang memiliki kekurangan fisik, padahal secara prosedur mereka memiliki skill di bidang tersebut. Dengan adanya pendampingan ini, maka, yang bersangkutan bisa mengadukan hal tersebut kepada dinas terkait terdekat untuk dibantu secara hukum. Untuk tujuan itu pula lah pemerintah mewajibkan setiap dinas tenaga kerja (dinasker) tingkat kabupaten kota, membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD). Gunanya, selain untuk memberikan pendampingan, juga untuk menghubungkan antara disabilitas dan OYPMK dengan perusahaan.
 
Pemerintah juga mendorong peran perusahaan swasta melalui CSR, agar menggunakan CSRnya sebagai program pemberdayaan. Seperti pelatihan kewirausahaan, mangement dan sebagainya, sehingga mereka bisa memiliki kesempatan dan kapasitas yang lebih baik dalam membangun usaha secara mandiri.
 
Woah banyak ya program pemerintah untuk membantu OYPMK dan Disabilitas. Pokoknya wajib banget deh kita dukung program-program tersebut, agar mereka kembali peroleh kepercayaan diri. Tidak membangun sekat untuk diri sendiri, hanya karena penyakit yang mereka alami.
 
Penutup
 
Kita sebagai masyarakat juga bisa membantu mewujudkan program pemerintah tersebut, dengan tetap memperlakukan OYPMK sebagaimana layaknya warga lainnya. Memberi mereka ruang untuk kembali menghirup kebebasannya dalam menjalani kehidupan dan hak-haknya yang sempat terampas akibat penyakit kusta. Seperti interaksi yang dibatasi, lingkungan dan keluarga yang mengucilkan, hingga sulitnya mereka dalam berupaya menafkahi diri dan keluarganya, karena tidak ada yang mau mempekerjakan.
 
Terakhir dari catatan ini, percayalah, bahwa, penyakit kusta bukan kutukan. Penyakit kusta bisa disembuhkan.
 
Surabaya, Jum'at, 30 September 2022 (21:21)

Share This Article :
Ida Raihan

TAMBAHKAN KOMENTAR

Click here for comments 37 comments:

  1. Mengurangi stigma pada mereka seperti tulisan ini akan membantu menumbuhkan kebaikan

    ReplyDelete
  2. semoga pemikiran masyarakat tentang penderita kusta dan disabilitas bisa mengarah pada hal positif. Di sekitar saya masih banyak orang yang mengucilkan dan merasa aneh dengan penderita disabilitas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, harus lebih giat lagi mensosialisasikannya.

      Delete
    2. Di lingkunganku belum ada sosialisasi yang optimal kak. Selain itu pribadi orang juga perlu diubah pola pikirnya. Entah apa yang salah. Bahkan orang terpelajar kadang masih memandang penyandang disabilitas sebagai orang yang rendah.

      Delete
  3. Setuju mbak, dgn kita perlakukan OYPMK dgn baik spt warga lainnya, tentunya membuat mereka tidak merasa dikucilkan, tapi merasa diperhatikan dan lebih bersemangat mengubah kehidupan lebih baik. Dan itu butuh kekompakan kita semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener. Semoga pemerintah bisa segera mengatasi ujian kusta di negara kita.

      Delete
  4. Saya masih kaget aja lho di Indonesia masih ada kusta. Kuncinya padahal desain ruangan yang menjaga kebersihan dan sirkulasi udara yang bagus.

    ReplyDelete
  5. Sedih kalau baca tentang kehidupan orang yang terkena kusta. Biasanya memang karena alasan lingkungan dan gaya hidup tidak sehat. Inkubasinya kan lamaaaa sekali, dan aslinya bisa dihalau dengan memperhatikan kesehatan serta imunitas.
    Meski memang belum menjangkau semua, saya yakin pemerintah,dan swasta sudah banyak bergerak membantu mereka. Warga bisa membantu prosesnya agar jangkauan bantuan makin merata dan meluas.

    ReplyDelete
  6. hindari stigma negatif tentang kusta, bukan jauhi penderitanya, mereka juga tidak ingin kok terkena kusta, support kita membantu mereka juga untuk pulih

    ReplyDelete
  7. ternyata banyak juga ya program pemerintah untuk penderita kusta agar mereka tetap merasakan inklusivitas ditengah-tengah masyarakat

    ReplyDelete
  8. Stigma masyarakat akan penyakit kusta ini masih kuat di mata masyarakat. Tugas kita nih mensosialisasikan lagi bahwasanya penyakit kusta tidak seperti tuduhan mereka. Penyandang kusta juga punya hak hidup yang layak ya ...

    ReplyDelete
  9. stigma kusta emang masih ada sampai saat ini. kita pun harus lebih bisa melihat perspektif yang berbeda yaa ketika bertemu dengan teman kusta.

    ReplyDelete
  10. Mereka, para disabilitas fisik karena kusta hanya butuh pengakuan lebih. Secara IQ dan sebagainya tidak ada bedanya mereka dengan yg lainnya. Jangan sampai keterbatasan fisik membatasi kesempatan mereka untuk bekerja dan bekarya seperti yang lain.

    ReplyDelete
  11. Setuju banget kak! Sosialisasi tentang kusta dan disabilitas ini perlu digencarkan lagi supaya masyarakat lebih aware bisa membuka pandangan positif

    ReplyDelete
  12. Program yang disampaikan Ibu Dwi yuk kita dukung juga dengan menghempaskan stigma negatif kusta, agar para OYPMK dan disabilitas dapat meningkatkan taraf hidupnya

    ReplyDelete
  13. Betul banget Kak, edukasi ttg penyakit kusta ini perlu ditingkatkan lagi. Karena memang pnyakit ini paling banyak ditakuti oleh masyarakat bhkan para penderita jadi merasa terasingkan gitu.. Dan moga masyarakat lbih peduli dg penderita penyakit kusts ini

    ReplyDelete
  14. Stigma masyarakat yang bkin pasien penyakit kusta gk mau bersosialisasi bahkan untuk dapat layaanan ksehatan kita harus berikan dukungan agar pasien kusta bisa semangat dalam menjalani hari2nya dan bisa sembuh

    ReplyDelete
  15. Mau itu penyakit kusta, epilepsi, szizofrenia, atau penyakit lain yang mungkin karena keturunan atau sejak lahir sudah ada, pada dasarnya orang yang menderita tersebut juga tidak mau begitu. Mereka juga ingin hidup normal dan sehat seperti kita. Makanya itu, jangan sekali-kali mencela mereka. Mengatakan celaan-celaan yang tidak pantas untuk mereka. Mari bantu mereka, dampingi mereka, dan menjadi sahabat yang baik untuk mereka. Harapannya sih mereka bisa semakin mencintai lagi hidup ini, terus berprasangka baik terhadap Allah, dan tidak patah semangat untuk terus berusaha sembuh dan sehat. Allah melihat prosesnya, mengenai hasil, Allah yang menentukan. Yuk, semangat!

    ReplyDelete
  16. Masih banyaknya masyarakat yang 'mengucilkan' OYMPK itu karena memang bisa jadi, masyarakat tersebut belum paham bagaimana memperlakukan OYMPK seharusnya, serta mengetahui kusta itu seperti apa. Edukasi-edukasi seperti ini yang lambat laun bisa membantu masyarakat memahami bagaimana perlakuan terhadap OYMPK.

    ReplyDelete
  17. Pernah memang denger stereotype gtu, kalau kusta itu penyakit kutukan yang menyeramkan, dan penderitanya jadi dikucilkan di masyarakat. Semoga tidak ada lagi narasi seperti itu di masyarakat, karena ternyata kusta bisa disembuhkan ya Mak

    ReplyDelete
  18. Semoga pemerintah bisa menyediakan semakin banyak shelter bagi OYPMK dan penyandang disabilitas. Supaya mobilitas dan taraf kehidupan mereka bisa makin meningkat

    ReplyDelete
  19. Pernah dengar cerita dari para netizens yang ada di twitter juga mbak, kalau anggota keluarganya yang menjadi OYMPK juga menjalani beberapacek kesehatan dan konsumsi obat-obat yang telah direkomendasikan. Dan ada yang memang sembuh dari kusta ini

    ReplyDelete
  20. Salut dengan pemerintah, semoga semua bisa dilakukan untuk hidup sama-sama nyaman bersama OYPMK dan Disabilitas. Yang perlu digarisbawahi adalah dalam lingkup pekerjaan, baik orang biasa atau OYPMK dan Disabilitas memiliki kedudukan yang sama. Sama-sama bisa dipekerjakan secara adil sesuai dengan skills yang dimilikinya.

    ReplyDelete
  21. Aku juga sempat ikutan diskusi ini mbak
    Menambah pengetahuanku seputar kusta dan disabilitas
    Betapa masih banyak ya stigma dari masyarakat yang menghambat oypmk untuk bisa berkarya

    ReplyDelete
  22. Bener, penyakit kusta bukan kutukan, dan bisa disembuhkan. Perlu terus disosialisasikan nih soal penyakit kusta ini. Kasihan mereka, ya.

    ReplyDelete
  23. Iya ya..program pemerintah untuk kusta udah cukup banyak juga, bukan hanya oenanganan penyakitnya ya.. urusan pekerjaan penyandang kusta pun ada programnya..Semoga diskriminasi terus berkurang dan gak ada lagi diskriminasi terhadap penyndang disabilitas dan penyakit kusta

    ReplyDelete
  24. Ini PR kita semua untuk mensetop stigma negatif ini ya, Bun. Dan penting juga edukasi untuk masyarakat yang punya penyakit kusta harus tanggap dan segera berobat, ya. Enggak malah malu atau menutupinya.

    ReplyDelete
  25. Semoga makin banyak perusahaan yang mengadakan program CSR dan merekrut OYPMK menjadi pekerjanya. Kalo pemerintah jalan sendiri nggak mungkin bisa ya, memang harus saling kerjasama

    ReplyDelete
  26. Penderita kusta memang banyak yang dikucilkan. Faktor pemahaman masyarakat masih rendah. Ini yg bikin penderita jadi malu untuk ke faskes, padahal penyakit ini jika ditangani cepat dan tepat bisa disembuhkan

    ReplyDelete
  27. Semoga melalui tulisan ini masyarakat tidak menganggap lagi penderita kusta mengganggu. Penderita kusta memiliki hak hidup bebas dan diterima di masyarakat.

    ReplyDelete
  28. Nggak mudah ya jadi OYPMK. Salah satunya untuk memanusiakan mereka adalah dengan membuat shelter ya. Mudah-mudahan mereka bisa bersabar lagi.

    ReplyDelete
  29. semoga saja ke depannya program pemerintah ini bisa segera terealisasi ya, mbak biar para penderita kusta ini bisa mendapat hak dan keadilan dalam hal pekerjaan dan pastinya juga bisa benar-benar diterima oleh masyarakat

    ReplyDelete
  30. Ternyata banyak juga ya program pemerintah untuk OYPMK ini, semoga dengan demikian stigma bahwa OYPMK itu identik dengan kemiskinan pelan-pelan mulai berubah. karena mereka juga berhak untuk hidup layak dan berkecukupan secara ekonomi

    ReplyDelete
  31. Ini yg kebanyakan orang bekum tau kak..."penyakit kusta dapat menular, tetapi itu bisa terjadi jika berkumpul selama dua puluh lima jam berturut turut dalam seminggu, atau bila terkena dropletnya. Dalam artian penyakit kusta tidak mudah menular hanya karena interaksi atau duduk bersama dengan para penyintas penyakit kusta." Dah udh tenang sekarang ga perlu parno bersebelahan dengan penderita kusta

    ReplyDelete
  32. Edukasi seperti ini memang penting banget karena masih banyak masyarakat yang memberikan stigma negatif dan diskiriminasi terhadap para penderita kusta maupun OPYMK padahal mereka punya hak dan kesempatan yang sama seperti kita untuk mendapatkan akses pendidikan dan pekerjaan. Yah, semoga saja dengan program pemerintah ini kasus kusta di Indonesia bisa segera tertarangani

    ReplyDelete
  33. Ga kebayang klo harus dikucilkan sama org sekitar karena punya suatu penyakit, pasti ngenes dan sakit hati bgt. Pdhal masih harus berurusan sama upaya pengobatan. Makasih info lengkap seputar kustanga mba . Sebelumnya aku ga paham paham bgt terkait penyakit satu ini

    ReplyDelete
1897012769711992300