0
Home  ›  Cullinary

Masak Ikan Mujair No Amis Club (Asal Mula Ikan Mujair)

"Resep ikan mujair, resep memasak ikan mujair, asal-usul ikan mujair, asal mula ikan mujair, asal mula nama ikan mujair"

 

resep+ikan+mujair


Siapa yang belum tahu ikan mujair? Pasti sudah tahu semua kan ya? Yang belum tahu, pergi aja ke rumah makan Padang, lalu lihat di etalase, jika ada ikan goreng warna hitam yang dibelek, nah itu dia.


Ikan mujair sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ianya merupakan ikan populer yang sangat mudah ditemukan di Indonesia. Rasanya yang lezat, dengan dagingnya yang berwarna putih dan lembut, membuat ikan ini sangat nikmat diolah menjadi lauk dalam berbagai bumbu, untuk menemani nasi putih yang hangat. 


Hampir semua orang tahu apa itu ikan mujair, namun saya yakin masih banyak yang belum tahu sejarah keberadaan species asal Afrika tersebut, sampai di Indonesia. Benar?


Coba deh tanya orang di sekitarmu, siapa saja yang belum tahu asal mula nama ikan mujair? Hehe… saya juga tahunya belum lama, dan tanpa sengaja.


Saat itu Mas Ipar sedang memotong kuku di dekat pintu ruang televisi, sambil mengobrol dengan suami yang sedang duduk di kursi makan. Saya agak lupa, apa yang sedang kami perbincangkan ketika itu, sepertinya tidak jauh dari seputar makanan. Kemudian melancong ke soal sejarah.


"Ikan mujair itu juga kan asalnya dari nama orang." kata Mas Ipar ketika itu. Yang kemudian diiyakan sama suami.

"Orang Jawa Timur," kata Suami. Hingga lama kemudian, saya baru sempat mencari tahu detailnya.




Asal Usul Ikan Mujair


Nama aslinya adalah Iwan Muluk (ada pula yang menyebut Iwan Dalauk), seorang pria dengan tujuh anak, kelahiran Desa Kuningan Blitar - Jawa Timur. Awalnya, pria kelahiran 1890 itu adalah penjual sate, tetapi karena suatu hal, usahanya tersebut mengalami kebangkrutan.


Pada tahun 1939, pria yang dikenal dengan sebutan Mbah Moedjair itu pergi ke Sungai Serang Pantai Selatan, untuk melakukan tirakat. Saat itulah ia melihat ikan yang menurutnya sangat unik, di muara sungai Serang Selatan. Dikatakan unik karena induk ikan yang habitatnya hidup di laut itu, memasukkan anak-anaknya ke dalam mulut ketika ia merasa terancam. Wow, ikan saja melindungi anak-anaknya sedemikian rupa, Gaes.


Mbah Moedjair membawa beberapa ikan temuannya pulang ke rumahnya. Tujuannya adalah untuk dikembangbiakkan di air tawar. Sayangnya, ia mengalami kendala. Ikan-ikan yang ia bawa pulang dari sungai itu pada mati. Apakah Mbah Moedjair menyerah? Tentu saja tidak. Kalau menyerah, kita pasti tidak akan menemukan ikan mujair di Indonesia saat ini. Ye kan?


Melihat ikan-ikan temuannya pada mati, Mbak Moedjair kembali lagi ke sungai yang jaraknya puluhan kilo meter dari rumahnya. Sayangnya, lagi-lagi percobaannya membudidayakan ikan tersebut kembali gagal. Lagi dan lagi.


Apakah setelah itu, Mbah Moedjair menyerah? TIDAK, Sodara! Mbah Moedjair tetap mencoba, hingga percobaannya yang ke 11! Wow… siapa nih yang baru mencoba usaha sekali dua kali, gagal, terus menyerah? *ngumpet di balik jemari dah ah.


Percobaannya yang ke 11 Mbah Moedjair berhasil, Gaes. Jadi kalo kamu merintis usaha, jangan langsung menyerah kalau baru gagal tiga empat kali mah. Self reminder.


Nama Ikan Mujair


Keberhasilan Mbah Moedjair dalam membudidayakan ikan, akhirnya terdengar oleh Asisten Residen Jawa Timur, yang juga seorang peneliti, bernama Schuter, yang kemudian mewawancarai Mbah Moedjair. Dari situlah akhirnya diketahui, ikan mujair berasal dari perairan laut Mozambik, Afrika. Atas keberhasilan tersebut, dan untuk menghargai penemunya, ikan tersebut diberi nama mujair.


Mbah Moedjair meninggal dunia pada tahun 1957, dan dimakamkan di wilayah Blitar Jawa Timur. Jadi pengen ziarah ke sana kan ya? 


Resep Memasak Ikan Mujair Bumbu Kuning Tanpa Amis Club




Beberapa hari lalu, suami yang sedang bekerja tiba-tiba menelepon. Doi memang sering sih melakukan ini ketika hendak pulang kerja. Menanyai apakah kekasih tercintanya ini ingin dibelikan sesuatu. Nah menelepon kali itu adalah untuk menanyai apakah saya mau dibelikan ikan mujair. Setelah diskusi sebentar dengan Ibu Mertua, akhirnya saya putuskan, mau. Tidak lama kemudian suami pulang dengan membawa 2kg ikan mujair ukuran tanggung.


Soal olahan ikan, menu di keluarga kecil kami masing-masing orang memiliki selera yang berbeda-beda. Suami suka ikan berkuah banyak, orang sini (Surabaya - Romokalisari), menamainya pindang atau kelo kuning. Bumbunya sangat sederhana, bawang putih, kunyit, asam, garam, penyedap, dan cabe utuh. Sedangkan Anak Bungsu maunya ikan goreng, sementara Anak Sulung dia tidak mau ikan, apapun olahannya. Huhu Emak mengsedih.


Nah… kalau kesukaan Emaknya, lidah Lampung yang suka pedas ini tidak kuat jika mengikuti selera makan keluarga Surabaya. Alhasil saya memilih masak yang berbeda lagi. Biasanya kalau tidak ikan mujair sambal lengkuas, ya bumbu kuning pedas.


Untuk postingan kali ini, saya akan berbagi resep ikan mujair bumbu kuning tanpa amis. Yuk simak.


BAHAN: 

4 ekor ikan mujair ukuran sedang


BUMBU HALUS:

5 butir bawang merah ukuran besar

3 siung bawang putih ukuran besar

20 cabe setan 

3 ruas jahe

3 ruas kunyit


BUMBU KASAR:

4 ruas lengkuas

2 lembar daun salam

4 lembar daun jeruk

2 biji tangkai sereh

3 biji asam Jawa

Garam secukupnya

Royco sapi secukupnya

Gula secukupnya

Air secukupnya.


CARA MEMASAK: 

Bersihkan ikan mujair, sisihkan

Cuci bersih bumbu, sisihkan. 

Potong-potong bumbu halus, tumis sebentar, lalu haluskan.

Geprek lengkuas dan sereh.

Tumis bumbu halus, hingga harum. Masukkan lengkuas, sereh, daun jeruk, daun salam, dan bumbu lainnya. Masukkan ikan. Aduk sebentar. Tuang air hingga ikan tenggelam, aduk sebentar. Tutup, biarkan air meresap. Koreksi rasa. Tutup lagi hingga air habis terserap. Ikan mujair bumbu kuning siap dihidangkan.


Makaaan. Yummy...


Surabaya, Senin 24, Oktober 2022 (17:32)




17 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS