BLANTERVIO103

Jangan Jadi Tetangga Nyebelin

Jangan Jadi Tetangga Nyebelin
18 November 2020

 

Tetangga+masak+Gitu


Hidup bertetangga itu sudah seharusnya menyenangkan. Saling berbagi makanan, informasi, cerita, dan sebagainya. Saling membantu, dan menjaga keamanan dan kenyamanan satu sama lain. Sesekali bolehlah diajak makan bersama di sebuah restoran, atau sekadar makan siomay dan bakso yang enak di Kerinci gitu. Pasti tetangganya bakal senang. Untuk alamatnya bisa tanya deh sama blogger Bengkulu, mbak Elva Nasira. Hehe. 


Yaelaah, jauh amat Mak mau nraktir doank?

Yah, siapa tau, sekalian nraktir wisata gitu. Hehe.


Terkadang saya rindu pada masa kecil saya dulu, sewaktu masih hidup rukun antar tetangga di desa dulu. Ada gotong-royong, saling memberi, dan duduk santai bercerita menghabiskan waktu. Rumah kami sudah serupa markas tempat berkumpul banyak orang. Para ibu-ibu sekitar rumah, anak-anak dari remaja hingga yang masih piyik semua ada.


Kini, semua kegiatan itu sudah tidak ada. Kehidupan di desa mulai berubah, individualisme mulai menyapa. Meskipun saya sudah mulai meninggalkan kampung halaman sejak usia 14 tahun dan hingga kini, jujur, saya sedih, saya merasa kehilangan moment indah itu. Kini semua sudah menjadi kenangan.


Saya tinggal di kota sejak usia 16an tahun. Kehidupan di kota membuat saya terbiasa tanpa mengenal tetangga. Interaksi sangat jarang terjadi, karena saya keluar rumah selalunya hanya untuk kerja, atau membeli keperluan, seperti makan, air galon, atau beli pulsa. Kalau weekend saya memilih tiduran, baca buku atau menonton drama di youtube jika sedang tidak ada kegiatan di luar. Satu lagi, bertemu dengan ibu kost. Ketika ada keperluan atau hendak membayar uang sewa. Tetapi, setiap saya pulang kampung, saya selalu rindu masa lalu itu. Saya tidak ingin kehidupan bertetangga di jaman kecil saya berubah. Saya tetap menginginkan desa kami itu tetap seperti dulu. Saya rindu. *Menulis ini sungguh, hati dan mata saya gerimis.


Membuka Pintu, Buka Rejeki, Buka Jodoh

Pernah satu sore di weekend, saya sedang berada di dalam kamar, Mengunci pintu dan hanya menonton video di youtube, serta membaca novel jika capek nonton. Tiba-tiba nenek (pemilik kostan) mengetuk pintu,

"Idaaa gimana mau dapet jodoh kalau setiap hari menutup dan mengunci pintu terus!" Teriaknya dari luar seraya mengetuk pintu dengan keras. Saya pun membukanya.

"Nah gini, buka pintu yang lebar biar jodohmu datang, rejeki datang!" Lanjutnya.

"Tahyul kali Nek itu." Sahut saya santai.

"Jangan nyebelin deh, dibilangin kok." 

"Wakakakakak. Benarkah saya tetangga yang nyebelin?

"Udah makan belum?"

"Belum, males mau keluar."

"Ya udah nenek ambilin." Ucapnya. Seraya berjalan menuju dapurnya lagi.

"Tuh kan Nek, gak buka pintu aja rejeki saya datang. Wakakak."


Saya memang patut bersukur sekali memiliki ibu kos yang sangat baik kepada saya. Meskipun saya tidak pernah membantu mereka, mereka sangat peduli. Sering ketika saya pulang kerja, kamar bau harum makanan, dan saya dapati ada nasi dan lauk hangat di meja. Nenek dan menantunyalah yang naruh.


Tentang Tetangga Nyebelin

Bagaimana sih tetangga nyebelin itu? Setelah saya rangkum dari beberapa penilaian teman-teman, ada banyak sekali sikap tetangga yang ternyata menyebalkan. Mungkin kita adalah satu di antaranya. Yuk kita simak, agar kalau benar kita adalah salah satu dari mereka, maka bisa segera perbaiki diri dan berubah menjadi tetangga yang menyenangkan.


Pertama adalah, tetangga tanpa perasaan

Salah satu ciri tetangga menyebalkan adalah, dia yang tidak peka terhadap perasaan tetangganya.


Ketika saya mengontrak di Cikarang, saya memiliki tetangga yang hobi sekali mendengarkan musik tarlingan. Setiap hari dia menghidupkan musik dengan sangat keras, tidak peduli waktunya orang sholat atau tengah malam. Saya terganggu, tetapi saya mengalah dengan memilih diam, karena saya tidak ingin bermasalah dengan siapa pun.


Lalu, lahirlah anak sukung kami. Dengan adanya bayi, jelas saya berharap mereka akan mau mengecilkan musiknya, namun mereka tidak peduli. Padahal di kontrakan tersebut, karena temboknya 1 dengan batako tipis, ibaratnya orang berbisik saja terdengar, apalagi menghidupkan musik dengan volume full. Saya ingin marah tentu saja karena bayi saya sering tidak bisa tidur, dan itu semakin membuat saya merasa stress. Tetapi saya tetap tahan diri, dan memilih meminta tolong bapak pemilik kontrakan untuk mengingatkan mereka. Sayangnya tidak mempan.


Rasanya sungguh tersiksa. Yang lebih menjengkelkan lagi, mereka suka lempar batu sembunyi tangan, sehingga terjadi kesalahpahaman antara saya dan bapak pemilik kontrakan. Teganya lagi jemuran yang saya pakai untuk menjemur pakaian mereka robohkan dan tambangnya dipotong kecil-kecil. Mulas dengan segala upaya kesirikan mereka, kami memilih hengkang dari tempat tersebut, dan mencari kontrakan baru. Padahal tempat tersebut terbilang nyaman ditinggali. Tetapi karena tetangga yang egois, saya memilih melipir.


Ini serupa dengan tetangga yang kalau mau masuk rumah pake pijit klakson yang mengagetkan, atau membuka gerendel pintu dengan hentakan. Benar-benar menjengkelkan.


Kedua, Tetangga Yang Suka Kepo

Tetangga jenis ini juga tidak kalah menyebalkan. Dia suka kepo dengan urusan kita. Ingin tahu gaji suami kita, ingin tahu kita dijatah berapa. Bahkan terkadang tidak jarang ada yang berani masuk dapur tanpa ijin. Tiba-tiba aja nongol di depan pintu dapur, melintasi depan kamar yang terbuka, dan seluruh ruangan di dalam rumah.


Suka Parkir Depan Rumah Orang

Pak, Bu, kalo beli mobil sekalian ama garasinya napah? Huhu.


Ini banyak sekali kejadiannya ya, tetangga yang memarkir mobilnya seenak dewek depan rumah tetangganya menghalangi jalan. Ada yang kalau diingatkan segera pindah, ada yang cuek, ada yang malah nambah bikin emosi.


Pelajaran penting buat kita semua ya, kelak kalau membeli mobil agar memikirkan tempat parkirnya. Jadi gak nyusahin orang.


Hal itu serupa dengan pohon yang masuk ke halaman rumah, dan merepotkan tetangganya namun pemilik tidak mau menebang atau sekadar merapikan.


Gampang Panas

Menurut beberapa Mak-Emak, ada tetangga type yang ketika melihat tetangganya beli sesuatu, kulkas, kalung, televisi dan sebagainya, dia akan kepanasan dan esoknya akan beli yang lebih wah dari tetanganya tersebut. Saya sendiri hanya mendengar saja soal ini. Setahu saya, orang membeli barang karena memang butuh. Masak iya ada yang membeli karena tetangganya baru beli? Sia-sia banget. Jadi inget sinetron "Tetangga Masak Gitu?" Hehe.


Kotoran Piaraannya Di Teras Tetangga

Yang ini emang sumpah bikin gemeees. Kadang di teras kan ada kursi buat duduk-duduk ya, eh pas mau selonjoran di sana, ada tai ayamnya, pasti keseel bawaannya. Nambah kerjaan saja.


Tetangga Yang Tidak Peduli

Got depan rumah mampet tidak peduli, padahal sangat mengganggu tetangganya. Air meluah dan bikin banjir misalnya. Juga bau yang kemana-mana.


Ini juga satu paket sama yang suka buang sampah sembarangan. Tetangga terganggu.


Suka Ngomongin Orang

Tetangga seperti ini sepertinya akan terus ada sampai kapan pun ya. Bahkan bukan cuma di lingkungan rumah. Di tempat arisan, di lingkungan kerja, komunitas, di mana pun. Kalau kita tidak cuek dengan type tetangga seperti ini ya bakal makan ati terus. Jadi abaikan sajalah.


Tetangga Yang Suka Meminjam Tetapi Enggan Mengembalikan

Ini juga type tetangga yang sangat sangat menjengkelkan. Sewaktu minjem mah memelas kayak butuh banget. Begitu dipinjankan malah sananya berasa memiliki, sehingga dipakai setiap hari dan tidak mau mengembalikan jika tidak diambil.


Bukan cuma sekadar barang, tetapi semua jenis pinjaman termasuk uang. 


Itulah beberapa jenis tetangga yang menyebalkan versi saya dan beberapa kenalan di maya yang saya rangkum dari komenan status di facebook. Mungkin kita satu di antara yang seperti itu, ayuk kita benahi bareng-bareng. Semoga ke depannya kita selalu bisa menjadi tetangga yang menyenangkan bagi lingkungan kita. Di mana pun kita berada.




Share This Article :
Ida Raihan

TAMBAHKAN KOMENTAR

Click here for comments 13 comments:

  1. Mbak Ida, aku termasuk yang ga pernah "nenangga" sejak kecil. hehe. karena berangkat pagi pulang malam, hehe. ga sih aku kalau keluar rumah ya seperlunya selebihnya lebih suka di dalam rumah. minimal ga nyebelin kaya di atas gitu mbak, sama diajari mamah buat bagi2 makanan sama kiri kanan tetangga

    ReplyDelete
  2. Kayaknya niii semua tipe tetangga yang mbak Ida tulis ada deh di sekelilingku,wkwkwkw. Tapi gpp deh untuk latihan mental kita ya mbak. Semoga kita ga jadi tetangga yang nyebelin bagi tetangga kita

    ReplyDelete
  3. Wah itu realita semua mbak..ku juga punya tetangga aneka rupa yang paling nyebelin yaitu kotoran piaraan hehehe yang punya hewan piaraan tetangga ehh pup nya di halaman rumah ku nyebelin wis klo diingatkan enak aja jawabnya namanya juga hewan Ya ampun ..

    ReplyDelete
  4. Wah aku juga ga pernah keluar bertetangga nih,karena pergi pagi pulang malam, terus ada tetangga kok pulangnya malam terus sih, aku mesem aja lah iya buswaymya nunggunya lama soalnya. hahahah. Walaupun ga pernah nenangga tapi aku ikut arisan RT , ehhh potongannya gede banget, akhirnya aku bilang dong lah arisan potongannya gede banget
    arisan tetangga apaan ini.

    ReplyDelete
  5. Jadi ingat, pernah punya tetangga sukanya kalo buang sampah di tempat sampah saya. Suka sebel apalagi kalo sampahnya beraroma busuk. Seperti itu kategori tetangga yg seperti apa?

    ReplyDelete
  6. Pastinya kita gak mau dong ya dapet tetangga nyebelin, pernah waktu SMA punya tetangga super kepo ( sekarang udah pindah ) yang kerjaan nya tuh pengen serba tau aktifitas kita.
    Gimana gak gondok kalau apa apa tuh dia yang paling pengen tau banget hal kecil apapun.

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah kak tetangga saya baik-baik semua. Bahkan setelah saya pindah masih saja tetangga lama suka datang mengantar makanan

    ReplyDelete
  8. Jadi inget film seri..tetangga kok gitu...

    Memang sich ada beberapa tetangga yg ga tau diri... ya sudahlah kak.. yg waras aja ngalah..

    ReplyDelete
  9. Aku gagal fokus dengan beli air galonnya? Kuat tha bawanya say? Badanmu lho mungil banget wkwkw aku yang segede gini aja nggak kuat lho asli.

    ReplyDelete
  10. Duh riweuh ya punya tetangga begini wkwk. Di rumah ibu saya tetangga macam begini ada semua. Sampai khatam siapa aja orangnya. Untungnya di tempat tinggal saya tetangga lebih individu dan bodo amat. Jadinya kang gosip gak ada haha.

    ReplyDelete
  11. Kalau makanan, insya allah semoga konsisten berbaginya. Tapi, kalau ngobrol termasuk jarang. Karena mayoritas tetangga ini suami istrinya kerja. Yang di rumah pun bisa dihitung jari dan seringnya sibuk sama anak. Tapi, alhamdulillah kalau ada event tertentu masih kompak. Intinya memang harus mau menjaga ya, kak. Baik jaga aib tetangga sampai jaga hati biar kuat mental juga

    ReplyDelete
  12. Aku ngerasain yang kotoran ayam di teras rumah, saking seringnya ngepel, lama-lama jadi males ngepel wkwkwk, kayak yaudahlah. Ntar aja ngepelnya sekalian kotoran ayamnya banyak wkwkkw

    ReplyDelete
  13. KOk tetangga yang julid gak masuk itungan mbak? Hehe Susah ya kalau punya tetangga nyebelin. Tapi dengan adanya tetanhgga yang nyebelin jadi bikin hidup kita punya tantangan gitu gak sihh~~? xD

    ReplyDelete
1897012769711992300