Dua kali melahirkan, dua kali secar, dua kali pula terjadi drama.
Tanya donk, Mamsi (Mama Asi) kalau menonton drama Korea nyari yang episodenya pendek atau yang penting menarik? Saya pribadi, setiap mau menonton drama Korea pasti cek dulu episodenya. Jika melebihi 24 episode saya tidak jadi menonton, kecuali memang drama yang recommended banget nget deh. Eh, kita bukan mau ngomongin drama Korea kan ya? Hahahaha bukan kok, saya hanya mau sedikit berumpama saja. Hihi.
Jadi gini, drama secar pertama saya tu saangat panjang dan berbuntut ke baby blues, yang konon mendekati ke Post Partum Depression (PPD), naudzubillahimindzaalik ya. Serem kalau sudah ke PPD mah. Etapi, di sini saya gak mau deh cerita soal PPD, karena sudah lewat dan sudah beberapa kali pernah saya tulis juga sebagai terapi diri. Saya juga tidak mau banyak cerita di social media sih, males ada yang nyinyir “kurang iman.” Wow. Intinya, drama yang saya alami ketika itu, sungguh tidak semanis drama Korea, gitu loh maksudnya, Momsi.
Persiapan Kelahiran Pertama
Hamil pertama kalinya, dan tinggal jauh dari keluarga (kami hanya berdua di Jakarta ketika itu), saya harus rajin menjaga diri sendiri, mencari info sendiri mengenai seluk-beluk kehamilan dan kelahiran. Beruntungnya, ketika itu saya bertemu dengan sebuah group facebook yang berguna sekali untuk sharing kehamilan, kelahiran, hingga ke merawat bayi. Dari sanalah saya memulai persiapan, kawal awal. Saya tahu pentingnya IMD bagi ibu dan bayi. Sayangnya, takdir tidak selalu berjalan sesuai rencana.
Anak pertama saya lahir di sebuah rumah sakit yang saya rasakan pro susu formula, sehingga si bayik ini tidak peroleh IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Begitu dia lahir, perawat langsung membawanya pergi, dan membawa masuk kembali ke ruang operasi, setelah bayi rapi dengan bedongnya. Itu pun hanya sebentar lalu dibawa pergi lagi. Bahkan setelah saya masuk ke ruang inap, bayi tidak boleh berada di kamar dengan saya. Dia ditaruh di ruang khusus bersama para bayi lainnya. Sedih? Banget. Bahkan hingga saat ini, jika ingat kejadian itu, rasanya masih nyesek di dada ini.
Kecewa, tetapi memang tidak bisa berbuat apa-apa. Sudah salah sejak awal kenapa tidak mencari tahu lebih dulu tentang rumah sakit tersebut dalam menangani kehamilan dan kelahiran. Untuk pelayanan dan fasilitas, rumah sakit tersebut sangat bagus. Bahkan dokternya kategori dokter yang "dirindukan" di antara semua dokter yang pernah saya kunjungi saat memeriksakan kehamilan. Begitu pula para perawatnya, mereka sangat peduli terhadap pasien. Ketika melihat saya sendirian dalam waktu lama, mereka pada menanyakan, “Ibu, kenapa sendirian saja dari tadi, keluarganya di mana, Bu?” yang masih bisa saya tanggapi dengan santai meskipun sedih mau mlahirkan tak satupun ada keluarga yang menunggui. Suami yang katanya pulang untuk mengambil perlengkapan belum juga muncul hingga beberapa jam kemudian. Dari jam 10 pagi, hingga saya usai operasi pukul 13:30an.
Mendadak Secar
Jum'at pagi itu, belum waktunya jadwal kontrol sebenarnya. Tetapi, sudah sejak dua hari sebelumnya saya merasakan tidak ada gerakan aktif di perut saya, setelah sebelumnya, seperti ada yang berputar dengan cepat.
Malam itu, 04 November 2016 sekitar
pukul 22:00, saya curiga itu bayi dalam perut sedang protes setelah seharian
saya bawa motoran selama kurang lebih 8 jam. Cairan juga keluar dari bawah, tidak
ingin ada resiko, melalui WhatsApp, saya berusaha konsultasi sama bidan klinik
yang rencananya saya akan melahirkan di sana.
"Tidak usah datang (ke klinik) kalau tidak ada lendir campur darah." Begitu bidan beberapa kali menegaskan. Dalam hati saya tetap tidak percaya. Khawatir terjadi sesuatu kepada si jabang bayi. Namun saya tidak bisa berbuat apa-apa karena bidan tetap bersikeras agar saya tidak datang kepadanya.
Keesokannya bayi tidak bergerak sama sekali. Sudah pasti saya was-was. Beberapa teman menyarankan untuk segera ke dokter saja. Namun ketika saya bersiap hendak ke dokter, bayi kembali bergerak meskipun sangat pelan. Sehari itu hanya bergerak sekali. Itu pun pelan sekali, sehingga tidak mengurangi kecemasan saya. Begitu pula keesokan harinya dan dua hari setelahnya.
Suami masuk kerja dari pagi hingga
malam, jadi saya belum bisa ke dokter. Yang saya lakukan hanyalah istirahat
saja di atas kasur. Sayangnya, si bayik dalam perut bukannya semakin aktif, tetapi
hingga tanggal 9 dan 10 November, justru tidak bergerak sama sekali. Saya pun
memutuskan untuk memeriksakan kandungan ke rumah sakit rujukan di hari
berikutnya. Tepatnya 11 November 2016.
"Air ketubannya sudah
berkurang, Bu, apalagi dua hari tidak gerak, harus segera dikeluarkan ini bayinya.
Secar hari ini ya, Bu." Begitu Dokter menjelaskan.
“Secar, Dok? Tidak bisakah cara
lain? Induksi misalnya?” Jelas saya langsung merasa merinding mendengar kalimat
secar ditujukan kepada saya.
“Tidak bisa, Bu. Terlalu beresiko.” Sahut dokter.
Ketakutan Menghadapi Secar Pertama
Di Antara rasa cemas dan ketakutan, saya langsung menelepon suami yang kemungkinan baru sampai di tempat kerja. Saya menangis. Menelepon Mamak di Lampung juga sambil menangis. Saya benar-benar ketakutan. Saya sama sekali tidak ada persiapan mental untuk menjalani operasi secar, karena hati saya yakin bisa melahirkan secara normal. Ternyata takdir berkata lain.
Pagi itu, saya dipasang infus sejak pukul 09:00. Menghabiskan dua kantong darah karena Hemaglobin (HB) cuma 7, padahal seharusnya 12. Operasi yang rencananya akan dilakukan pukul 11:00 mundur ke jam 13:00.
Saya berharap, ada keluarga yang melihat saya saat dibawa perawat masuk ke ruang operasi. Sayangnya tidak ada. Suami saya yang dipeirintah mengambil beberapa peralatan oleh perawat sejak pukul 10:00, belum datang hingga pukul 13:00. Saya benar-benar sendirian menghadapi ketakutan secar pertama.
Dua hari pasca lahiran, anak dirawat, terpaksa saya bolak-balik menjenguk dan pulang, padahal saya masih proses penyembuhan pasca secar. Singkat cerita, saya mengalami baby blues yang panjang, setahun lebih. Ditambah ASI yang sering mampet, bikin meradang setiap saat.
Proses Lahiran Kedua
Anak kedua kami lahir ketika anak pertama baru berusia 2,4 tahun. Lagi-lagi harus dengan proses secar (SC) karena dokter menilai, saya seharusnya belum boleh hamil sebelum anak pertama usia 5 tahun. Kali ini saya lahiran di Surabaya. Ada suami yang bisa full mendampingi. Ada tiga orang kakak ipar, dan ibu mertua yang menjenguk. Tetapi, proses secar kedua justru lebih sakit sejak selang urine dimasukkan ke saluran pipis beberapa jam sebelum secar dilakukan. Kesakitan yang membuat saya berkali-kali menangis.
Proses secar sangat cepat. Begitu
bayi terdengar menangis, perawat langsung mengangkat dan menempelkan ke dada
saya.
“IMD ya, Bu.” Katanya. Saya mengangguk bahagia. Merasa seperti pejuang kASIh sungguhan. Sayangnya, tiba-tiba dada saya terasa sesak sekali. Nafas saya seperti akan terputus. Dengan cekatan para pendamping dokter memberikan pertolongan pernafasan dan pijatan, perawat membawa pergi si bayi, dan saya tidak tahu apa yang terjadi. Mungkin saya sempat dibius lagi, entahlah. Ketika sadar, saya sudah berada di ruangan lain. Kamar pasien. Ada suami, dan kedua kakak ipar.
Setelah empat hari menginap di rumah
sakit, saya diijinkan pulang, sayangnya, bayi saya ditahan, karena dinyatakan
terkena bilirubin. Perawat menyarankan
saya untuk pulang. Tetapi saya tidak mungkin untuk meninggalkan bayi saya
seperti kakaknya dulu. Saya tidak mau apa yang dialami anak pertama terulang
kedua kali. Mulutnya disumpal tutup dot dan disolatip sama perawat. Hikz hikz,
sedih kalau inget kejadian itu.
“Soalnya dia menangis terus, Bu.”
Begitu perawat menjelaskan ketika itu. Menangis karena seperti tidak puas
dengan ASI yang saya berikan, padahal sama mereka sudah disambung susu formula.
Perjuangan
Memberi ASI Anak Kedua
Saya merasa sehat ketika memutuskan
menginap di rumah sakit lagi. Kali ini bukan sebagai pasien, melainkan sebagai
ibu pasien. Tidak lagi peroleh jatah kamar untuk tidur, tetapi di lorong rumah
sakit yang dingin dan sepi ketika malam tiba.
Malam itu saya begadang melawan
dingin dan rasa sakit pasca operasi. Suami dan anak tidur di ruang dan kursi
tunggu. Saya membangunkannya setiap kali suster memanggil meminta ASI. Malam
itu sungguh malam yang melelahkan, sekaligus ngantuk berat buat saya. Tetapi
saya masih harus berjuang memerah ASI demi agar anak saya tidak kelaparan.
Awalnya ASI lancar, tetapi lama-lama habis juga setelah semalaman suntuk
diperah tanpa henti. Bahkan hingga terasa sakit sekali payu dara saya. Malam
itu, terasa panjang sekali.
Ketika pagi tiba, tubuh saya sudah
kehilangan tenaga. Pikiran saya mulai tidak waras. Melihat orang berjalan saya
ingin menangis, melihat anak berlarian ingin menangis, melihat orang menutup
pintu, ingin menangis, dan sebagainya. Semua yang saya lihat, menjadikan dada
ini sesak ingin menangis. Akankah saya mengalami baby blues lagi? Sesuatu yang sempat membuat saya trauma untuk
melahirkan lagi.
Ketika suami pergi menyelesaikan
administrasi, itulah kesempatan saya. Di salah satu pojok ruang tunggu, saya
menangis. Meraung-raung meluahkan semua sesak dan kepenatan hati dan diri.
Tidak ada orang yang mendengar, tidak ada yang melihat karena memang masih
pagi. Belum banyak pengunjung yang menjenguk pasien di rumah sakit. Puas
menangis, saya langsung mencuci wajah agar tidak diketahui anak suami kalau
habis menangis. Lalu saya meminta dia membelikan supplement pelancar ASI.
Asimor
Pelancar Asi Berbahan Herbal
Minggu pertama pada bulan Agustus
adalah merupakan Pekan ASI dunia. Sebagi ibu yang memiliki dua balita, rasanya saya
cukup bangga bisa full menyusui kedua anak saya meskipun dengan berbagai drama
yang saya alami. Bersyukur sekali karena ASI saya termasuk lancar, meskipun
untuk peroleh ASI yang maksimal, selain makanan yang baik. terkadang saya
padukan dengan mengkonsumsi supplement pelancar ASI. Dan itu sangat membantu,
karena ASI menjadi lebih dari cukup saat anak sudah mulai lapar.
Untunglah saat ini, mencari produk
pelancar ASI tidaklah sulit, karena sudah banyak pelancar ASI yang terbuat dari
bahan herbal berkualitas di pasaran. Salah satunya adalah Herba Asimor.
Kenapa Asimor?
Asimor terbuat dari bahan herbal
alami yang aman dikonsumsi ibu hamil dan menyusui. mengandung tiga bahan dasar dari
alam yang telah terbukti dapat meningkatkan ASI tanpa mengurangi kandungan
nutrisi dari ASI itu sendiri.
Antara lain, kombinasi daun katuk, dan
daun torbangun yang sudah dipercaya turun temurun sebagai sayuran yang mampu
meningkatkan ASI, dengan tambahan extrak ikan gabus yang berkualitas. Selain
itu, Herba Asimor juga telah peroleh sertifikasi halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Bagi kita yang muslim, tentu hal ini sangat wajib ditekankan
ya.
Nah, kabar baiknya nih Momsi, dalam
rangka mendukung Pekan ASI Internasional, Asimor memberikan diskon 10% bagi
Momsi yang akan membeli produk ini, dengan memasukkan kode voucher GOAPMOMS di link sini.
Selamat
mengASIhi, Momsi!
wah bagus juga digunakan untuk para mama muda ya agar lancar :D terimakasih informasinya ya Bun
ReplyDeleteIya Bund. Kembali kasih.
DeleteBanyak sekali drama melahirkan yg dialami Mbak. Perjuangannya... Termasuk memberikan ASI. Semoga semangat terus mendampingi buah hati & sehat2 ya Mbak...
ReplyDeleteMba Ida, aku terenyuh baca kisah mengAsihi nya.. benar2 perjuangan seorang ibu.. akupun bisa merasakannya mbak. Beda kondisi, aku saat anak pertama lahir juga sesar, tp bisa imd sebentar. Tetapi aku ga dikasih waktu utk istirahat. Operasi mulai pukul 17.00, bayi berhasil diangkat pukul 17.20. Pukul 17.30 sudah kembali ke kamar rawat, dan 17.40 langsung room in dgn bayi. Aku jg terkena baby blues karna ASI yg tdk lancar saat itu, tdk bisa tidur pasca operasi hingga 2 malam. Untuk anak yg kedua ini mau ikhtiar konsumsi pelancar asi juga ah, makasiih cerita dan infonya yah mbak.
ReplyDeletePersiapan punya anak nih buat aku. Doaian ya mba biar punya nomongan juga eheheh
ReplyDeletewah informasi penting nih buat para busui ya mba, kalau yang berbahan herbal emang lebih bagus ya dibanding yg berbahan kimia :D
ReplyDeleteMasya Allah drama banget proses persalinannya Mbak Ida. Alhamdulillah sekarang kedua anak sehat ya...Oh ya persiapan menyusui memang mesti dilakukan sejak dini. Apalagi jika ditunjang Asimor ini, yang terbuat dari bahan herbal alami yang aman dikonsumsi ibu hamil dan menyusui. mengandung tiga bahan dasar dari alam yang telah terbukti dapat meningkatkan ASI tanpa mengurangi kandungan nutrisi dari ASI itu sendiri.
ReplyDeleteYA ALLAH, mba Ida... salut saya dengan perjuangan mba..apalagi dua duanya secar ya mbak. Sungguh tidak mudah lho menurut saya secar itu karena harus menunggu jahitan kering. Semoga mba dan debaynya selalu sehat ya mba.
ReplyDeleteInformasi bermanfaat ya mbak ternyata proses mengASI nya perjuangan banget..semoga ibu dan debaynya senantiasa sehat ya mba
ReplyDeleteMasyaAllah, Mbak Ida. Perjuangan menjadi seorang Ibu luar biasa, ya. Sebagai sesama ibu, masing-masing diberikan Tuhan ujian yang berbeda. Alhamdulillah kita kuat ya, Mbak ...
ReplyDeleteSuka sedih kalau ada rumah sakit yang pro sufor. Bukankah seharusnya mengedukasi para calon ibu ya betapa pentingnya ASI. Sebagian orang kesulitan memperoleh ASI yang melimpah. Tapi kan bisa distimulasi dengan makanan bergizi, pijat payudara, atau konsumsi suplemen pelancar ASI seperti Herba Asimor ini, kan?
Saya seorang ayah yang sangat vokal terkait ASI. Bahkan beberpa teman (lk dan pr)selalu saya motivasi tentang pentingnya memberikan ASI utk si buah hati. Kadang, banyak orangtua tak sabaran, kurang baca dan kurang berusaha sehingga ketika ASI nya sedikit langsung nyerah gitu aja.
ReplyDeletePadahal, banyak cara untuk meningkatkan ASI. Bisa makan sayuran, buah buahan ataupun minum seperti ASIMOR begini.
Dulu waktu istri saya lahiran, hampir setiap hari saya masakin sayuran, banyakin makan buah termasuk buah kurma. Alhamdulillah, ASInya lancar . Si kakak dan adek tumbuh sehat dengan ASI eksklusif dari Bundanya.
asi emang penting banget buat anak ya mba. aku salah satu anak yang sangat kurang asi waktu kecil, sampe akhirya aku merasakan kalo aku sampe sekarang sakit-sakitan. apa mungkin karena asi yang ngga cukup ya?
ReplyDeleteakutuh suka iri sama busui jaman now, lengkap banget kebutuhannya, mulai dari baju busui, napkin buat nutupin saat nyusui, lalu ASI Booster nya juga cukup banyak pilihan seperti ASIMOR pelancar asi berbahan herbal
ReplyDeletePengalaman hamil dan lahiran selalu seru dan berbeda tiap anak dan invidu yang bersangkutan. TApi yang jelas untuk ASI booster ada Asimor yaa yang membantu busui melancarkan ASI untuk debaynya.
ReplyDeleteDulu aku ampe enek diwewelin daun katuk sayur,oseng, bolak balik. Sekarang enak ada yang lebih praktis .
semangat buat mama :) semoga lancar proses meng-asi-hi nya, apalagi sudha di bantu sama asimor
ReplyDeleteAnakku dua-duanya perjuangan bgt ngasi ASI. Karena putingku kaya kebelah setiap awal-awal nenenin. Ngilu bgt rasanya.
ReplyDeleteSelalu saja ada pengalaman yang tak terlupakan mengalami kehamilan sampai melahirkan ya.
ReplyDeleteDaan memang sih, suplemen seperti Asimor ini penting bagi busui.
Saya kayaknya pernah tahu nih produk ini, liat di mana ya? lupa, hehehe.
ReplyDeleteMemang yang namanya menyusui itu butuh banget support kayak pelancar ASI, yang tentunya dari bahan herbal biar lebih aman ya :)
Aduh ikutan gemesh sama bidan klinik yang ngomongnya gitu, coba dibalik dia posisinya ada seperti kita ya. Akupun mengalami hal sama mbak. Tapi setelah melihat bayi tumbuh kembang dengan baik pastinya senang dong ya, apalagi ada Asimor yang bikin diriku sesama busui penasaran.
ReplyDeleteMeng-ASI-hi memang perjuangan luar biasa.
ReplyDeleteAhh, untunglah ada ASIMOR ya
Semangaaatt para busui!
Ya ampun mbak, sedih banget baca pengalaman kelahiran anak pertama.
ReplyDeleteAlhamdulillah semua sudah terlewati ya mbak, ASI lancar berkat ada suplemen asimor
Iyes setiap ibu punya cerita masing masing dalam membersamai anak anaknya, termasuk dalam moment menyusui, anak pertama aku tidak full asi dan itu membuat saya sedih tapi alhamdulillah anak kedua full asi dan itu seperti balancing buat saya dan memang mengkonsumsi pelancar asi jadi salah satu hal yang wajib dilakukan jika ada kendala saat menyusui ya mbak
ReplyDeleteaku pun cesar,,,dan kmrn soal menyusui aku tidak asi esklusif..huhuu agak sedih....next klo diberikan kesempatan kembali utk hamil...mau getol untuk banyakin info dan salhsatunya minum suplemen asi
ReplyDeletePelancar ASI dengan bahan herbal ini jadi pilihan banyak para ibu ya.. karena dengan kandungan bahan herbal jadi lebih tenang mengkonsumsinya.. dan kalo ibu sudah tenang InshaAllah ASI lancar deh
ReplyDeletePerjuangannya panjang ya. Tetap semangat. Tidak ada yg sia-sia pengorbanan seorang ibu.
ReplyDeleteAsi lancar jangan lupa herba asimor ya
Daun katuk sejak dulu dianggap bagus untuk ASI. Tetapi, memang suka susah dicarinya. Mending beli yang udah jadi suplemen begini
ReplyDeleteDuh..saya ikut sedih membaca pengalaman melahirkannya.. semoga dg Asimor Asi menjadi lancar dan memenuhi kebutuhan baby ya mba..
ReplyDeleteAsimor ini bisa dibeli di mana mba Ida?
ReplyDeleteSuplemen pelancar asi gini memang kadang dibutuhkan yaa biar lancar terus
ikut terbawa dramanya mbak ida. Bersyukur bisa melampaui semua itu ya Mbak... dan untul ibuk2 sekarang, urusan meng-asi-hi sudah banyak pendukungnya, salah satunya ya suplemen kayak asimor ini
ReplyDeletewaa ini bisa jadi solusi banget nih buat ibu yang lahiran yaa, cocok juga nih dijadiin kado buat temen yg baru lahiran, jadi hampers gitu hihihi
ReplyDeleteAda ya ternyata pelancar ASI. Nanti aku referensikan deh ke dua adikku yang baru saja bulan lalu melahirkan dan mengASI anaknya. Biar banyak ASI-nya.
ReplyDeleteSemua masa kehamilan dan melahirkan memang ada saja drama tersedirinya. Alhamdulillah ya akhirnya terlewati dan menyadari bagian mana dramanya hehe. Saya sempat merasakan baby blues juga di kelahiran anak pertama, tapi nyadarnya setelah sepuluh atau belasan tahun wkwkw.
ReplyDeleteBeda orang beda kondisi memang ya..ada yg dimudahkan soal meng ASI ada yg diberi kesulitan hingga butuh perjuangan... Semua memang memiliki ujian hidup masing2. Bersyukur banget sekarang ada ASIMOR jadi lebih praktis untuk solusi ASI yang tidak lancar atau yang butuh meningkatkan kualitas ASI
ReplyDeleteWaktu masuk ruang operasi aku juga sendirian mba beda kali yah sama yang artis mah boleh wkwkwk sampe aku mual dan detak jantung cepet banget saking groginya hahaha btw skrg udah banyak yah pelancar asi
ReplyDeletealhamdulilah ya mba kini muncul suplemen atau semacam asimor gini dulu saya mah sampe eneg krn dimasakin sayur katuk tiap hari wkwkwk
DeleteKalau bahannya herbal gini, jadi lebih tenang yaa mbak pakainya. Bisa dihadiahkan kepada teman-teman yang sedang masa menyusui juga nih~
ReplyDeleteAku juga suka banget sama ASIMOR ini mbak, apalagi sekarang lagi menyusui dan cocok banget bisa menyusui si kecil dengan nyaman berkat ASIMOR, ASI melimpah.
ReplyDeleteperjuangan banget ya mbak jadi ibu dan melahirkan. alhamdulillah ibu dan bayinya sehat dan selamat :)
ReplyDeleteZaman aku dulu belum ada ini semoga dengan adanya ini Ibu menyusui semakin terbantu ya ASI jadi lancar
ReplyDeleteSemoga proses mengASIhi kali ini berjalan lancar meskipun ada drama-drama di awal kelahiran ya mba. Sekarang semua suplemen untuk meningkatkan kualitas ASI udah lengkap ya. Bantu para busui banget nih.
ReplyDeleteKak Idaaa...
ReplyDeleteMashAllah sekali perjuangan seorang ibu dalam meberikan yang terbaik untuk ananda.
Semoga keberkahan ikut mengalir bersama...
Aku dulu juga minum pelancar ASI.
Alhamdulillah...
Senasib kita mak. Aku pun waktu anak pertama ga IMD. Bayinya langsung dibawa susternya, aku cuma dikasih liat dan cium aja. Mana RS nya juga pro sufor.
ReplyDeleteBtw asimor ini bisa dikonsumsi sejak hamil trimester akhir ga ya?
Benar benar pengalaman melahirkan yang luar biasa ya mbk. Makin kesini banyak sekali pelancar ASI herbal, insya Allah aman ya mbk.. Jadi kita yang menyusui nggak khawatir
ReplyDeleteWahh aku jadi tau drama sesar gimana. Sama aja sih, aku jg serem kalo denger operasi. Alhamdulillah bisa lancar ya mba prosesnya. Baik proses melahirkan maupun menyusui.
ReplyDeleteKayaknya aku pernah nyoba Asimor ini juga deh, wkt anakku yg pertama, alhamdulillah cocok :)
Aku juga punya drama ini keduanya mbak waktu melahirkan tapi Alhamdulillah semua baik-baik aja sekarang. Dan senanvnya yan kedua bisa kasih ASI exclusive plus lanjut sampai 2 tahun
ReplyDeleteSama-sama punay drama melahirkan nih tapi aku seneng yg kedua bisa full kasih asi. Nah enak ya skr ada suplement pelancar asi kaya gini
ReplyDeleteYa amoun aku banget ini harus secar soale di induksi 7 jam ga keluar2 dan pembukaan stuk di 3 doank akhirnya tengah malam di secar. Btw anakku juga gt bilirubinnya tinggi dan akhirnya karena ga dirawat aku terus kasih asi dan jemur aja, oh ya sama dibuatin lampu apa gt sama papaku Alhamdulillah normal lagi.
ReplyDeleteAlhamdulillah sekarang udah ada Asimor ya mba. Sangat membantu ibu-ibu yang menyusui supaya lancar.
ReplyDeleteAda banyak ikhtiar yang bisa dilakukan untuk melancarkan ASI ya mbak. Salah satunya ya mengkonsumsi ASIMOR Herbal Pelancar ASI ini.
ReplyDeletesemoga gak ada lagi drama orang menyusui yang kadang bikin malah jadi ibu stress :(
ReplyDeletesemoga perjuangannya menjadi amal ya Mba... Perjuangan yang tidak kenal lelah mengASIhi,,,
ReplyDeletekerasa bangeet mbak pengalaman sesar pertamanya, aku pun anak pertama juga SC dan itu mendadak banget. syukurlah nggak ada drama asi mampet.. :D
ReplyDeleteBelum pernah nyob asimor mak tapi sering denger asimor ini.pengen nyova ah sekali2
ReplyDeleteAlhamdulillah,
ReplyDeleteSaat ini banyak sekali produk pelancar ASI yang bisa dikonsumsi dan mudah didapat.
Asimor bikin mama lancar mengASIhi ananda.
Alhamdulillah sekarang sudah ada Herba Asimor untuk membantu memperbanyak Asi ya, ayok semangat para pejuang Asi menyusuilah dengan keras kepala :)
ReplyDeleteAku setiap menyusui butuh pelancar ASI biar makin berlimpah. Bahan herbal ini aman jadi senang ya busui
ReplyDeleteWah nanti saya rekomendasikan ke tetangga karena kebetulan ada yang baru lahiran
ReplyDelete