0
Home  ›  Tidak Ada Kategori

Persiapan Adaptasi Dengan New Normal


Adaptasi dengan new normal

Di bebebrapa grup WtahsApp yang saya ikuti, beberapa ibu-ibu cemas ketika wacana New Normal di dengungkan. Anak-anak yang dicanangkan kembali memasuki sekolah pada bulan Juli 2020 ini, setelah kurang lebih tiga bulan belajar dari rumah. Para ibu-ibu khawatir, karena covid-19 masih ada. Bahkan kabarnya, korban virus yang mematikan ini bukan hanya para orang dewasa, tetapi ratusan anak pun turut gugur dalam melawan wabah satu ini. Pemerintah Indonesia memutuskan memberi peraturan baru, yaitu New Normal, sebagai usaha untuk mengembalikan perekonomian negara yang mulai goyah. Ahya, kalo mau mengintip pembahasan usaha, bisa lho ke blognya Mbak Richa Miskiyya.. Cuss lanjut.

Bisa jadi ini kabar gembira mengingati perekonomian masyarakat semakin merosot setelah kurang lebih tiga bulan banyak aktivitas diliburkan. Pekerja yang di rumahkan, perusahaan yang berhenti beroperasi, pedagang yang tak berhasil menjual barang dagangannya, para pekerja harian yang mendadak tak berpenghasilan. Seolah roda perekonomian berhenti tanpa harapan.

Di satu sisi, para orang tua masih belum merelakan jika anak-anak mereka sudah harus beraktivitas di sekolahan. Membaur dengan  banyak anak lainnya yang belum ketahuan seperti apa kesehatan mereka. Beruntung bapak Presiden dapat memahami keresahan para orang tua, sehingga beliau kembali mengumumkan, meskipun tahun masuk ajarin tetap di bulan Juli, Namun sekolah tetap diliburkan hingga akhir tahun. Lega.

BACA JUGA: RAMADHAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Hadapi New Normal Dengan Bahagia
New Normal, atau dalam bahasa kita disebut, Kenormalan Baru, harus dihadapi dengan bahagia. Sesuatu yang tidak normal namun harus diterima dan dibiasakan dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai saat ini. Semoga dengan hal ini, perekonomian kita semua akan pulih, dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Persiapan New Normal
Jawa Timur saat ini merupakan kota yang penduduknya paling banyak terkena covid-19. Sebab itulah, Surabaya memilih fokus untuk penanganan covid-19 lebih dulu, sehingga masih belum akan menerapkan new normal saat ini.

Lalu apa sih yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi New Normal atau kenormalan baru ini?

BACA JUGA: TIPS HADAPI RESESI GLOBAL

Persiapan Mental
Yang paling penting adalah persiapan mental. Ya, persiapan mental sangat diperlukan dalam beradaptasi dengan sesuatu yang baru. Bukankah beradaptasi dengan sesuatu yang baru seringkali dapat memicu datangnya stress? Nah jangan sampai dalam kondisi seperti saat ini, kita dibuat semakin stress oleh keadaan. Jadi siapkan mental.

Yang pertama. Menerima Kenyataan.
Yah, tentu saja. Kalau kita tidak menerima kenyataan tentu akan sulit menjalaninya. Dengan menerima kenyataan, dan meyakini bahwa ini yang terbaik dari Allah, insya Allah kita akan siap menghadapi, apa pun itu. Bila perlu minum juga kopi pahit di pagi hari. Upzz… *Ngikutin kata orang aja sih, "minum kopi pahit biar kuat ngadepin kenyataan idup lo yang pahit." Hihi… becanda itu mah.

Banyak Mencari Info
Mencari info dari sumber terpercaya dan peroleh informasi yang tepat mengenai segala yang berkaitan dengan covid-19 dan new normal mungkin akan membuat diri lebih tenang, sehingga resiko stress dapat di atasi. Bila perlu perbanyak juga sharing dengan teman yang menyenangkan, setidaknya itu akan meringankan isi kepala karena berhasil diluahkan. Dengan begitu stress pun tidak akan datang.

Persiapan Diri Untuk Adaptasi New Normal
Selama kita belum tau sampai kapan pandemi virus corona ini akan berakhir, kemana pun kita pergi, di mana pun kita berada, sebaiknya tetap mentaati anjuran pemerintah untuk terus menerapkan protokol kesehatan yang ada. Di antaranya:



Memakai Masker
Di Jakarta, masyarakat yang keluar rumah tanpa memakai masker akan dikenai denda sebesar Rp. 250.000, wow angka yang lumayan bukan untuk sekadar melawan malas menggunakan masker? Mending tu duit digunakan buat jajanin anak, atau me time ketimbang diberikan ke petugas di jalanan karena denda kan? Biar makin waras otak. Jadi selalu pakailah masker kemanapun kita melangkah. Jangan berfikir karena takut denda, tetapi tanamkan kesadaran bahwa itu adalah cara agar kita selalu menjaga kesehatan bersama. Terutama diri sendiri dan seluruh anggota keluarga. Karena jika sudah terkena penyakit, sehat jauh lebih mahal dari denda itu sendiri. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan yaaa.

Gunakan Handsanitizer Dan Pendukungnya
Jangan lupa menaruh hand sanitizer di dalam tas, agar kebersihan tangan selalu terjaga. Jika memang tidak ada, bisa kok memggunakan sabun biasa. Saya bahkan menggunakan sabun cair pencuci piring di rumah. Yang gampang ditemui soalnya. Tinggal masuk dapur langsung mudah cuci tangan di sana.

Selain handsanitizer, bawa juga tisue basah dan kering. Ini pasti diperlukan saat berada di luar rumah.

Konsumsi Suplemen dan Vitamin.
Ini hukumnya wajib ya untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah diserang sama si virus.

Tetap Jaga Jarak 
Fisikal distancing tetap harus menjadi perhatian. Termasuk jarak dalam berkendaraan. Jika bisa, keluar rumahnya pada jam sepi saja. Biasanya antara jam 10:00 - 11:00. Atau lebih tidak keluar rumah dulu jika memang sesuatu itu masih bisa diupayakan di dalam rumah.

Selamat beradaptasi dengan kenormalan baru, new normal. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan, dilindungi keselamatan kita semua beserta keluarga. Tetap semangat, tetap waspada, dan jangan lupa bahagia. 
.
25 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS