0
Home  ›  My Story

Membebaskan Anak Memilih Mainan



Beberapa sahabat dan keluarga menasehati agar saya memberikan mainan sesuai gender anak. Seperti boneka untuk anak perempuan, mobilan, robot untuk anak lelaki.


Sayangnya saya tidak peroleh penjelasan mengapa saya harus memilihkan mainann tersebut untuk anak-anak. Selama ini saya membebaskan anak saya memilih apa yang dia inginkan.



Nurul Ikhlas (27 bulan), meskipun anak cewek, dia sepertinya tidak menyukai permainan ala cewek. Aktivitasnya pun macho sekali. Seperti manjat jendela, lemari, etalase, pagar dan lain-lain. Dalam bermain pun dia lebih memilih gerombolan anak cowok ketimbang cewek. Kecuali jika kepepet nggak ada teman cowok yang sedang bermain. Memang sangat melelahkan ketika saya harus mengawasinya. Karena dia akan terus bergerak, dan ikut berlari bersama teman-teman cowok yang dia temui. Sedangkan porsi tubuh dan umurnya masih terlalu kecil sehingga saya harus terus mengikutinya. Karena memang masih perlu pengawasan dan penjagaan ketat.



Untuk mainan di rumah, Nurul juga lebih memilih mobil-mobilan dan bola ketimbang boneka atau masak-masakan. Tontonannya di televisi pun dia lebih suka dan hafal Shiva, Robo Car, Tayo, dan Upin Ipin. Lebih menyukai segala yang berbau Tayo.

Ada beberapa boneka sepupunya di rumah, namun Nurul tetap lebih sering memegang mobil-mobilannya. Karena itulah saya membebaskannya untuk memilih mainan yang dia sukai. Tidak memaksakan memilih warna serba pink, atau mainan yang identik dengan cewek.

Seperti halnya kemarin, ketika kami membelikan motor-motoran. Walau pun dari awal berangkat ke toko mainan yang dipikirkan adalah mobil dorong warna putih pink, pada kenyataannya, Nurul tidak tertarik dengan itu. Dan akhirnya motor dorong cowoklah yang kami bawa pulang. Dan itu membuat Nurul tampak senang.

Bagi saya salah satu cara melatih kecerdasan anak adalah dengan memberinya pilihan sesuai yang dia inginkan. Selama itu tidak menyalahi kodrat dan rambu-rambu agama. Pada masanya nanti, tentu kami akan mengarahkan ke arah yang lebih baik agar ketomboyannya yang tampak sejak sekarang, tidak melekat hingga dewasa.

Memberinya kebebasan untuk bertindak. Kami (suami dan saya), tidak melarangnya manjat-manjat selama itu tidak membahayakan keselamatannya. Karena itulah kami akan terus mengawasinya. Jika yang dia lakukan sudah mendekati yang membahayakan dirinya, kami akan segera menghentikannya tentu.

Saya juga berharap, dengan membebaskan anak memilih mainannya sendiri adalah upaya agar anak bisa semakin kreatif, sekaligus mengajarinya untuk memutuskan urusannya sendiri.

Bagaimana dengan anakmu, Mak?

25 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS