0
Home  ›  Tidak Ada Kategori

Roadshow Parenting, TK Sultan Agung Surabaya, Bersama Home Education Indonesia

"Home education Indonesia, TK Sultan Agung, Parenting, Roadshow, Roadshow Parenting"

Parenting

Hari ini rasanya kepala saya seperti dijeglukin. Hari yang beruntung, tetapi juga sakit. Eh gimana tu?


Jadi pada hari ini saya, bersama puluhan Mama muda lainnya, dari sekolah TK dan KB Sultan Agung - Surabaya, peroleh pembekalan parenting dari Home Education Indonesia. 


Bagi saya, ini adalah kegiatan parenting kedua dari TK Sultan Agung, sejak anak kami sekolah. Jadi ini adalah kesempatan menimba ilmu yang luar biasa


Acara dibuka pada pukul 08:30 oleh pembawa acara, sekaligus Bu Guru TK Sultan Agung (SA) 2, Sulistiana.


Dibuka dengan pembacan ummul kitab, lanjut menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lanjut pembacaan doa oleh Bu Ida dari SA 1. Kemudian dilanjutkan lagi dengan sambutan yang disampaikan oleh kepala sekolah TK Sultan agung, Hj. Umi Farida.



Don't Judge A Book By Its Cover


Eh kok sub judulnya "don't judge a book by its cover"? Nyambungnya ke mana neh? Gak nyambung sih, etapi nanti bakal ada juntrungannya kok. Tenang. Hihi…


"Apa sih definisi anak?"


Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh kepala sekolah TK Sultan Agung, Hj. Umi Farida, pada acara Roadshow Parenting, yang bertempat di Rumah Makan Apung Rahmawati Gresik. Sabtu 20 Januari 2024.


Hayuu, cuung siapa yang belum tahu definisi anak?


Jujurly, saya juga agak bingung mencerna ketika pertanyaan itu muncul.


Hah? Perlukah seorang anak didefinisikan? Begitu kurang-lebihnya pertanyaan di hati saya. Saya tahunya hanya, Anak adalah titipan dari Sang Maha Kuasa. Untuk kita jaga, kita didik, dan dipersiapkan sebaik mungkin. Sehingga jika kelak diambil lagi oleh yang punya, mereka sudah membawa bekal yang baik, dan dalam keadaan baik.


Ternyata, lebih-kurang, memang seperti itu jawaban untuk pertanyaan di atas. Baiklah, artinya, saya belum menjadi manusia aneh. Hehe.


Lanjut acara inti, oleh, narasumber: Hanifah Wijayanti S. SOS S SOSIO CPC. Panjang yak titlenya? Sepadanlah sama ilmu beliau. Dan saya yang lulusan SD ini gak paham itu apa. Hihi…


Dimoderatori oleh: Kak Linda, dari Home Education Indonesia.


Saya tidak tahu usia narasumbernya berapa. Ketika saya duduk di kursi nomor tiga dari depan, saya melihat beliau duduk di kursi depan audiens bersama kepala sekolah dan beberapa Guru. Saya pikir, beliau adalah team dari TK Sultan Agung. Saya masih tengak-tengok kesana-kemari, untuk mencari, di mana narasumbernya, mengapa belum terlihat?


Tidak lama kemudian, saya peroleh jawaban, ternyata perempuan yang duduk paling kiri itulah narasumbernya.


Di sini saya langsung teringat sebuah pepatah, "don't judge a book by its cover". Awalnya saya pikir "narsumnya kok muda banget ya? Yakin dia dah punya anak? yakin gak tuh kalo dia dah ngadepin anak dalam kesehariannya?"


Huhu.. songong kan sayah. Wakakakaka… begitulah. Saya jujur aja yaaaa, dari pada nggerundel di belakang kan ye. *ah cari pembelaan aja lo, Da! Hihi.


"Apa sih parenting itu?" Mbak Linda, sebagai moderator dari Home Education Indonesia, memulai. Lalu dijawab oleh salah satu audien


"Yaitu pola asuh anak agar anak tumbuh terkontrol sesuai harapan."


Cakep.




Tips Pengasuhan Tanpa Bentakan, Ancaman Dan kekerasan dengan Stimulasi Tumbuh Kembang


Okayh, selanjutnya kita simak penyampaian Bu Hanifah Wijayanti, dalam Roadshow Parenting yang mengambil tema luar biasa ini, "Tips Pengasuhan Tanpa Bentakan, Ancaman Dan kekerasan dengan Stimulasi Tumbuh Kembang"


Pasti banyak orang tua yang kena deh. Mari kita buat pengakuan! Huhu…!


Saya sendiri benar-benar merasa tertampar, karena memang masih suka membentak, dan mengancam. Sesekali juga memukul anak-anak. Hikz, hikz… sediih.


Padahal, anak mempelajari segalanya dari orang tuanya. Seperti yang dikatakan Bu Hanifah, "Anak belajar kekerasan, dari tontonan dan orang tuanya. Anak tidak mungkin bisa memukul kalau tidak melihat orang tuanya memukul."


Nah!


8 Tips Pengasuhan Tanpa bentakan




Berkata tegas, atau berbicara dengan jelas tidak selalu harus dengan suara keras, atau menggunakan bahasa kasar.


Ada delapan tips pengasuhan tanpa bentakan dari Home Education Indonesia yang disampaikan oleh bu Hanifah. Apa saja sih kedelapan tips tersebut?


  1. Komunikasi yang efektif, tetap tenang dan sabar

Komunikasi adalah salah satu kunci terciptanya hubungan yang baik. Hal ini berlaku untuk hubungan orang tua dan anak. Jadi ajaklah anak berbicara. Pancing mereka untuk mau mengutarakan keinginannya dengan bahasa komunikasi. Ajak mereka berdiskusi. Namun ingat, saat akan melakukan itu, orang tua juga harus tenang, dan sabar.


  1. Memberi contoh dan mengajari anak mengatasi masalah

Sebelumnya saya sudah mempraktikkan hal ini beberapa kali kepada anak-anak. Sayangnya, dalam beberapa kesempatan, saya masih menggunakan ancaman, dengan berkata, "sebaiknya kalian selesaikan berdua ya masalahnya. Kalo masih berantem lagi, bunda tinggal keluar, dan biarkan kalian berantem berdua di sini!". Dan serangkali, cara tersebut efektif untuk membuat mereka berhenti berebut sesuatu.


Jangan ditiru ya, Mak.


Sebaliknya, lakukan dengan memberi contoh yang baik, apa yang seharusnya dilakukan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.


  1. Menerapkan aturan yang konsisten dan batasan yang jelas

Bagian ini saya akui tidak mudah sih. Bagaimana tidak? Bahkan terkadang kita dengan suami saja berbeda. Misal, kita menerapkan aturan, "tidak jajan sebelum makan besar", tiba-tiba ada penjual es krim lewat. Anak menangis meminta es krim. Bapaknya atau neneknya tidak tahan mendengar tangisan mereka. Diberilah uang agak beli es krim. Dll.


Jadi memang harus didiskusikan secara matang dengan pasangan, dan orang serumah jika ingin menerapkan peraturan untuk ditaati.


  1. Pahami Perkembangan Anak

Setiap anak memiliki keunikannya masing-masing. Setiap anak itu berbeda. Jangan pernah dibanding-bandingkan. Jangan pula dipaksa dengan cara didik yang sama.


Jujur, di part ini saya juga sangat tidak sabaran. Saya masih suka membandingkan anak saya dengan anak-anak orang lain. Terutama anak sulung, yang kalau di rumah aktifnya masya Allah. Semua barang dirusak. Stok makanan saya kesulitan menyimpan, karena dipakai buat mainan. Seperti sabun, minyak, terigu, saos, garam, telur, dan sebagainya.


Selain stok saya habis, terkadang saya juga harus mengepel lantai malam-malam karena anak sulung mainan bahan-bahan tersebut di lantai. Atau menuang seember air di ruangan untuk main seluncuran. Ugh, bayangkaaaan.


  1. Jelaskan dengan bahasa yang baik pada anak

Hayuuu siapa yang kalau ngomong ke anak masih teriak-teriak, dan betak-bentak? Saya lagi deh. 


Padahal anak juga memiliki perasaan, dan pendengaran yang baik. Mereka juga dibekali dengan kecerdasan untuk bisa memahami apa yang orang dewasa katakan. Asal, orang tua mengatakan dengan baik dan benar.


  1. Meminta maaf jika kehilangan kesabaran

Tidak ada salahnya orang tua meminta maaf kepada anak. Meminta maaf juga perlu dilakukan jika terlanjur salah dan menyakiti. Dengan begitu, anak juga belajar, tidak malu mengakui kesalahan, dan berani meminta maaf. Mereka juga bisa lebih legowo, karena tidak merasa diintimidasi atau dizalimi.


  1. Pemberian afirmasi positif dan kata-kata baik sebelum tidur

Memberikan afirmasi positif sebelum tidur juga efektik buat anak-anak. Kata-kata dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Pujian, kata-kata yang baik, dan kuat akan membuat mereka percaya diri, dan kuat di masa mendatang.


  1. Perbanyak ilmu pengetahuan dalam membangun keluarga

Ini harus. Dengan ilmu kita akan tahu cara bertindak. Jadi, sebagai orang tua, jangan pernah lelah atau malas menimba ilmu untuk dipraktikkan dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anak kita.



Woah… tak terasa, sudah panjang sekali ternyata. Padahal masih banyak pembahasan yang belum masuk. Insya Allah saya lanjutkan di postingan berikutnya saja yaaa…


Semoga sehat-sehat selalu dan bahagia kita semua, beserta seluruh keluarga kita ya Mak-emak semua…

20 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS