0
Home  ›  Kehidupan  ›  Keluarga

Persiapan Masuk Sekolah Anak

"Persiapan masuk sekolah, persiapan anak masuk sekolah"

Persiapan+Masuk+Sekolah


Semangat Senin Mak! Hari ini adalah hari pertama anak masuk sekolah. 


Apa kabar? Pasti pada riweuh ya untuk persiapan anak mulai masuk sekolah lagi, setelah liburan panjang. Plus setelah sekian purnama tidak masuk sekolah offline akibat pandemi.


Time flies so fast…


Begitulah yang seringnya kita (setidaknya saya), rasakan setiap harinya. Waktu begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin saya menimang bayi sulung kami di Bekasi pada akhir 2016 lalu. Namun kini dia sudah hampir enam tahun, dan memasuki tangga pertama perjalanan pendidikannya, di bangku sekolah. Rasanya sungguh campuraduk, antara haru, dan bahagia. Begitu cepat.


Saya menuliskan catatan ini, hari ini, Selasa, 19 Juli 2022, tetapi saya masih ingin menyebutnya Senin. Mengapa? karena saya memulainya dari kemarin, Senin, 18 Juli 2022. Di hari pertama saya mengantar anak sulung kami masuk sekolah. Yah, walaupun baru menuliskan judulnya saja sih, di Google Doc. Hehe.


Hari ini, saya juga memasukkan anak bungsu, Nadine. Bukan ke sekolah TK seperti kakaknya sih, tetapi ke kelompok bermainnya. Ini saya tujukan agar ia berani berinteraksi dengan orang, selain keluarganya. Karena selama ini Nadine sangat takut dengan siapapun. Selain itu, dengan usia Nadine yang sudah memasuki 3,2 tahun, ia belum memiliki kosa kata yang utuh ketika berbicara. Nadine baru bisa bicara dengan ujung-ujung kata saja ketika komunikasi. Misal, Bunda = do, Nasi = i, nyamuk = muk, selimut = muk, de el el. Yang baru bisa dipahami oleh Bundanya, dan orang-orang terdekat saja. Sebab itulah saya ingin dia lebih banyak berinteraksi dengan orang lain, agar bisa menambah wawasan, terutama dalam hal berkomunikasi.


Lalu, apa saja sih yang perlu dipersiapkan untuk sekolah pertama seorang anak? Yang kami lakukan adalah: 


Pertama: Persiapan Mental


Bagi saya persiapan mental ini paling utama. Baik mental saya sebagai ibunya, maupun anak kami yang akan melakukannya. Saya inginnya anak-anak menjalaninya dengan bahagia ketika melakukan sesuatu. Baik itu sekolah, ataupun mengaji. Saya sangat ingin anak-anak kami memiliki kenangan manis.


Awalnya saya terlalu cemas. Anak-anak kami terbiasa bersama saya. Maka ketika ia akan masuk sekolah, sebagai ibunya jelas saya merasa khawatir. Akankah dia nanti mampu membaur dengan temannya? Akankah dia mampu bersaing dalam pembelajaran? Akankah dia bisa melakukan semuanya tanpa saya atau ayahnya? Akankah dia bisa membela diri ketika ada yang nakal kepadanya? Dan banyak kekhawatiran-kekhawatiran lainnya yang memenuhi benak saya.


Saya adalah korban bully di masa kecil. Saya salah satu anak yang tidak bahagia di masa lalu. Dan saya belum selesai dengan inner child saya. Sebab itu saya sangat takut ketika membayangkan anak-anak jauh, atau tanpa pengawasan saya. Siapa yang akan melindungi mereka? Saya sangat takut mereka akan mengalami nasib seperti saya dulu. Naudzubillahimindzaalik. Lindungi anak-anak kami yaa Rabb…


Nyatanya, saya sudah berlebihan. Ternyata, mental saya justru lebih rapuh di banding anak-anak. Nurul anak yang pemberani dan hebat, sehingga dia terlihat sangat bahagia dan sangat siap ketika tahu akan masuk sekolah. Sejak awal, dia yang selalu meminta sekolah.


Melihat Nurul yang langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya itu, hati saya lebih tenang. Batin saya yang sejak lama berperang memikirkan pendidikannya, menimbang antara home schooling, atau sekolah alam, akhirnya berada di ujung keputusan. Saya sadar. Anak kami lebih kuat dan berani ketimbang saya. Saya hanya butuh terus berpositif thinking. Mendoakan, merelakan dan mempercayakan mereka kepada para pendidik di sekolahnya. Para guru, dan kepala sekolah pasti akan menjaga dan melindungi anak-anak kami. 


Kedua: Siapkan Perlengkapan Sekolah


Sejujurnya, saya kurang update dengan kebutuhan perlengkapan sekolah anak di jaman sekarang ini. Maklum anak kami baru sekolah tahun dan bulan ini. Namunpun begitu, kami tetap menyiapkan kebutuhan dasar untuk mereka. Di antaranya:

Seragam. Untuk Anak Sulung, kami tidak perlu menyiapkan seragam, karena sudah peroleh 3 stell lengkap dengan jilbabnya dari pihak sekolah. Saya cukup mencuci dan menyetrika saja sesuai kebutuhan.

Tas, Sepatu Dan Kaos Kaki. Tas, sepatu, dan kaos kaki ini barang yang wajib ada ketika anak akan memulai sekolahnya. Orang tua harus menyiapkan sendiri, karena sejauh ini belum pernah saya dengar pihak sekolah yang menyediakan.

Alat Tulis Dan Menggambar. Anak TK dan Pra sekolah tentu belum mempelajari yang berat-berat. Oleh karena itu yang perlu dipersiapkan adalah alat tulis yang sederhana saja. Seperti buku kalau-kalau mereka belajar menulis. Buku untuk menggambar dan juga pencil warna atau crayon.


Ketiga: Siapkan Perbekalan Setiap Hari


Persiapan berikutnya adalah, jangan lupakan kotak makan dan botol minum. Kedua benda ini juga wajib dimiliki oleh anak-anak kita yang akan pergi ke sekolah. Untuk ini saya membelikan Nurul set lunch box dari Yooye, yang terdiri dari 1 tas untuk membawa, 1 kotak makan 2 sekat, dan 1 botol minum (insya Allah akan saya review di postingan terpisah).


Lunch box dan kotak minum tidak perlu saya sebutkan ya kegunaannya, karena di banyak sekolah, ada jam makan bersama dengan perbekalan masing-masing.





Keempat: Bangun Lebih Awal


Terutama orang tuanya. Wajib bangeeeet. Selain harus sholat subuh dulu bagi yang Muslim, persiapan memasak untuk sarapan dan bekal juga terkadang memakan waktu. Apalagi jika harus mikir dan belanja dulu, apa yang mau diolah. Dengan bangun pagi, waktunya akan lebih leluasa untuk melakukan semuanya.


Jangan lupa bekerja sama dengan pasangan, agar pekerjaan lebih ringan. Misal emak sibuk di dapur menyiapkan sarapan dan bekal, maka ayahnya yang membangunkan dan menyiapkan anak-anak hingga siap berangkat ke sekolah. Hal inilah yang kami lakukan. Sementara saya sibuk di dapur, suamilah yang membangunkan, memandikan dan mengurusi pakaian anak-anak, serta menyuapi sarapan mereka. Alhamdulillah sejauh ini semua berjalan lancar.


Itu saja sih, hal-hal yang kami persiapkan dalam rangka memasukkan anak ke sekolah. Mungkin Mak-Emak punya persiapan yang berbeda?


Bagi saya tanggal 18 Juli kemarin merupakan awal memasuki dunia baru. Begitu juga dengan Anak Sulung kami. Menjadi seorang ibu sudah saya jalani hampir enam tahun lamanya. Namun memiliki anak yang sekolah, dan merasakan keruwetan pagi hari baru mulai saya rasakan pada Senin kemarin. Bangun sebelum subuh tiba. Yaitu pukul 03:20 menit, membuka ponsel sambil menunggu kamar mandi kosong. Pukul 05:02, saya baru keluar kamar, membersihkan diri kemudian langsung ke penjual sayuran. Lanjut ke dapur untuk menyiapkan sarapan, serta bekal sekolah anak, dan kerja suami.


Ah… akhirnya saya diberi kesempatan untuk merasakan apa yang dirasakan kebanyakan ibu di luaran sana. Keriweuhan setiap pagi.


Berangkat Dan Masuk Sekolah


Anak TK masuk kelas pada pukul 07:30. Berhubung sekolah sangat dekat, kami berangkat pukul 07:20. Sehingga anak-anak masih memiliki persiapan waktu 10 menitan sebelum masuk. Alhamdulillah di hari pertama, Anak Sulung kami terlihat gembira. Sementara anak bungsu, masih perlu dirayu dulu agar mau masuk, dan mengikuti gurunya. Bersyukur juga, tidak butuh waktu lama buat mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan teman-teman baru. Alhasil Bundanya ini tidak perlu ikut menunggui di dalam kelas. Cukup menunggu di luar sekolahannya.


Jadi, bagaimana ceritamu di hari pertama sekolah anak, Mak? Yuk sharing...


18 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS