0
Home  ›  Kehidupan

Menelusuri Sejarah Kerajaan Tulang Bawang

Tulang Bawang, Kerajaan Tulang Bawang, Sejarah Kerajaan Tulang Bawang


"Dengan sejarah gerbang akan terbuka. Baik ke masa lalu, atau ke masa depan. Karena dengan sejarah kita bisa berkaca, berpijak, dan menembus waktu."


Cuplikan kalimat itu saya dapatkan saat mengikuti live streaming yang diadakan oleh komunitas ISB di instagram. Saat bapak Asep Kambali, seorang Sejarawan sekaligus founder Komunitas Historia Indonesia, menjadi pembicara.


"Sejarah itu diciptakan, masa depan adalah perjuangan. Jika ingin masa depan sukses ya ciptakan sejarah dari sekarang." Cocok neh untuk kita yang memiliki mimpi untuk menjadi orang yang lebih bermanfaat ke depannya. Menjadi orang sukses.


Menyimak sharing live mengenai sejarah seperti itu mengingatkan saya pada pelajaran sejarah sewaktu di sekolah dasar (SD) dulu.


Ketika saya masih SD, saya sangat menyukai pelajaran sejarah yang diberikan oleh Pak Guru. Tentang kerajaan yang ada di Indonesia, Majapahit, Sriwijaya, Pajajaran dan sebagainya. Para pahlawan yang berjuang dalam rangka merebut kemerdekaan, dan juga peran para pejuang perempuan.


Sayangnya kini saya sudah tidak bisa lagi mengingat dengan baik kisah masing-masing sejarah yang pernah diceritakan di sekolah. Apalagi saya tidak bisa melanjutkan ke SMP saat itu. Semakin hangus sudah ingatan saya mengenai sejarah karena jarang diasah.


BACA JUGA: HONGKONG DULU DAN KINI


Transmigrasi

Saya masih termasuk balita, ketika kedua orang tua kami memutuskan untuk pindah ke Tulang Bawang. Itu adalah keinginan pemerintah agar kami menempati tanah yang telah mereka sediakan di daerah Lampung Utara. Dengan jaminan kesehatan dan pangan selama lahan bisa digarap, dan belum bisa menghasilkan apa-apa. Dan itu ditepati oleh pemerintah. Kami peroleh pembagian yang adil dari pemerintah.


Setiap bulan warga masyarakat pendatang peroleh jatah puluhan kaleng besar sarden, minyak goreng, beras, dan lainnya. Saya lupa apa saja yang dikirimkan pemerintah. Ingatan kecil saya hanyalah puluhan sarden 1 karung besar beras, dan minyak goreng.


Setiap pagi bapak selalu membakar satu persatu tunggak kayu di sekitar rumah, agar bersih dan bisa dibuat mainan anak-anak. Dan itu membutuhkan waktu yang teramat lama.


Malam Panjang Penuh Misteri

Suatu malam, Mamak saya yang sering begadang karena susah tidur, dikagetkan oleh teriakan tentara yang bergema keras. Seperti suara sekelompok tentara yang sedang berlatih. Keesokan harinya, mamak bertanya kepada tetangga yang juga begadang karena sedang membetulkan jaring ikan miliknya yang rusak. Sayangnya tetangga depan rumah tidak melihat dan mendengar apa-apa.


Lalu siapa mereka? Entahlah, masih menjadi misteri hingga saat ini.

Di kesempatan lain, ada juga salah seorang yang sedang ronda malam, melihat banyak tentara berbaris, dan melakukan gerakan latihan, namun sama sekali tidak ada suaranya.


Ceritanya, orang ini malam itu bertugas berjaga kampung berdua dengan warga lainnya, setelah keliling kampung, keduanya berhenti di gardu jaga, lalu ketiduran. Sekitar jam tiga pagi, salah satu dari mereka terbangun, dan menyaksikan para tentara berseragam dan lengkap dengan senjata sedang berbaris. Namun tanpa suara. Berbeda dengan mamak saya yang hanya mendengar suaranya namun tidak melihat wujudnya.


Tidak ada cerita, apakah yang melihat ini membangunkan teman jaganya atau tidak. Sewaktu mamak saua mendengar, mamak membangunkan bapak dan bertanya, kenapa malam-malam ada tentara berbaris. Bapak hanya menanggapinya dengan santai, "mungkin pemerintah sedang melakukan penyelidikan." Apesnya mamak, keesokannya ketika bapak ditanya lagi, maksudnya penyelidikan apa, bapak ngeyel merasa tidak menjawab pertanyaan apa-apa semalam. Wakakak.


BACA JUGA: 5 MAKANAN WAJIB KAMU COBA


Kerajaan Tulang Bawang

Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan di Lampung sekaligus menyukai pelajaran sejarah, saya sangat penasaran dengan keberadaan kerajaan Tulang Bawang. Sayangnya hingga saat ini saya belum menemukan cerita lengkap dan kebenaran mengenai kerajaan tersebut yang sebenar-benarnya.


Menurut Wikipedia, ada catatan Cina Kuno menyebutkan seorang musafir bernama I Ching atau I Tjing, melakukan berjalanan ke daerah Sumatra. Kemudian dia singgah di kerajaan To - Lang P'o - Hwang (Tulang Bawang), sebuah kerajaan yang berada di Sumatra. Ini yang menjadi bukti bahwa kerajaan Tulang Bawang pernah ada. Konon katanya, terletak antara Menggala dan Pagar Dewa.


Sayangnya tidak ada catatan sejarah mengenainya. Yang ada hanya cerita turun-temurun oleh pemangku adat. Dan hingga saat ini, belum ada yang bisa memastikan keberadaan kerajaan Tulang Bawang, sehingga sulit sekali peroleh informasi. Apalagi, dengan semakin berkembangnya kerajaan Che-Li-P'o Chie (Sriwijaya) saat itu, nama Kerajaan Tulang Bawang semakin memudar.


Aku Dan Serpihan Perabot di Ladang Bapak


Sedikit informasi mengenai kerajaan Tulang Bawang tersebut, membuat saya langsung teringat ladang Bapak.


Jaman kecil dulu, saya sering ikut Bapak ke ladang, yang masih berupa hutan yang lebat dengan pepohonan besar, serta bnayak binatang. Untuk menggarapnya, bapak dan mamak perlu bekerja keras untuk menyulap hutan menjadi lahan yang bisa  untuk bercocok tanam.


Dalam proses itu, saya sering menemukan bekas peralatan pecah belah yang unik. Sama dengan yang ada di film-film drama kerajaan Cina. Jelas saya sangat bahagia, bisa menemukan benda-benda unik tersebut, karena bisa saya jadikan sebagai mainan di ladang. Sebagiannya saya bawa pulang untuk mainan di rumah.


Terakhir, saya sangat berharap, semoga dikemudian hari, keberadaan kerajaan Tulang Bawang ini segera terungkap dengan jelas, dan menjadi cerita yang menarik bagi masyarakat Indonesia, khususnya Lampung dan Tulang Bawang.

20 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS