0
Home  ›  Tidak Ada Kategori

Cara Menghadapi Orang Baperan

Tips hadapi orang baper


Gimana rasamu ketika sedang mengobrol santai, dengan teman, lagi asik seru-serunya ngobrol, terus tiba-tiba di antara kalian ada yang ngambeg, merasa tersakiti, sedih, nangis-nangis, merasa paling terdzalimi. Duh gak enak banget kan pasti. Merusak suasana. Padahal hanya sebuah hal sepele yang sangat biasa.Yang bagi orang lain bukan apa,-apa.

Paling sebal memang bertemu dengan orang yang dikit-dikit tersinggung, dikit-dikit merasa tersakiti, dikit-dikit merasa teraniaya, terus update status, bahwa dialah orang yang teraniaya sedunia, paaling terdzalimi.

Fiuuh… nggak banget. *usap keringat.

Makan ati, iya gak sih?

Kita hidup bermasyarakat, bergaul dengan manusia. Bukan dengan batu atau kayu *konon katanya, kayu juga punya rasa sih.

Bergaul dengan manusia, jelas mereka punya perasaan ya! Prioritas mereka bukan cuma memaklumi satu orang. Punya rasa, kecenderungan. Watak orang ada yang keras, ada yang lembut. Ada yang suka ngocol, ada juga type serius. Apapun, mereka semua manusia. Yang di dalam agama bergaul dengan mereka, ada panduannya, bagaimana hidup bermasyarakat yang benar. Saling tolong-menolong. Tidak mencuri, tidak mengganggu satu sama lain. Saling menghargai. Ah… pelajaran soal ini pasti sudah lulus sejak di sekolah dasar kan ya. Gak perlu dibahas lagi di blogpost!

Daaan, jangan terlalu lebay meminta orang lain yang kudu sabar terus-menerus ngadepin tingkahmu yang takterduga! Siape elo.

Upz… aku yang baper dah jadinya. Yupz! Terkadang aku juga baperan sih.

Jadi ceritanya, ada sosok (sebut saja namanya Puding -bosen kan baca nama Mawar mulu-, gak papalah terlalu manis untuk menggambarkannya yang super ngeselin). Kami lagi dalam suatu pembahasan, lalu kukirimlah sebuah gambar yang lucu, karena dia juga kan suka bercanda. Apa responnya? Lhadalah,tak kusangka tiada kuduga. Dia ngambeg, Sodara! Mengirimi kata-kata yang bikin saya pingin muntab.

Akhirnya saya baleslah kiriman si Puding, sambil menahan marah yang memuncak. Apa yang terjadi? Ternyata sudah tidak terkirim! Nomor saya langsung diblokirnya. Emejing. Secara, biasanya dia yang paling doyan ngocol kalo kami sedang berkumpul.

Kesal dengan ulahnya saya pun membiarkannya. Namun ternyata, dia merasa menjadi orang yang paaling teraniaya. Ugh. *Pingin gigit paha atas ayam krispi.

BACA JUGA: TIPS MENJAGA KEWARASAN


Orang baper


"Teraniaya" Dan "Merasa Teraniaya"

"Teraniaya" dan "merasa teraniaya" tahu ya, bedanya?

Teraniaya, jelas ada yang melakukan kejahatan terhadapnya. Kalau 'merasa' belum tentu ada yang menganiayanya. Bisa jadi kan karena dianya aja yang baperan? Dikit dikit merasa teraniaya, padahal tidak ada yang menganiaya.

Sebagai manusia normal, jelas kita sudah dibekali dengan akal, perasaan dan pikiran. Dalam segala aspek kehidupan, selalu ada yang namanya etika. Begitu pun dalam pergaulan. Kita tidak bisa selalu meminta untuk dimaklumi. Terkadang kita juga harus mengalah untuk suatu hal.  Tidak egois minta selalu difahami. Sementara dia sendiri gak bisa memahami orang lain.

Lalu bagaimana cara menghadapi teman yang suka baper seperti itu?

Ingatkan

Ingatkan bahwa yang dia lakukan salah. Ingatkan bahwa dia salah faham. 

Tabayyun 

Apa itu tabayyun? Dalam bahasa kita tabayyun adalah klarifikasi, konfirmasi. Kita sebaiknya tidak serta merta menelan berita, semisal itu disampaikan oleh orang lain. Atau, jika kita sedang mengobrol, lalu ada bahasa yang membuat kita tidak nyaman, sampaikan, dan tanyakan baik-baik apa maksudnya. Begitu sebaliknya, jika lawan bicara kita tiba-tiba marah, ngambek karena bahasa kita, jelaskan kepadanya, bahwa maksud kita adalah begini, begitu, bla bla bla. Lalu meminta maaf. Jika dia tetap tidak terima,

Cuekin

Setelah tabayyun dan ternyata dia tidak menerima penjelasan dari kita, pilihan selanjutnya adalah cuekin. Ngapain sih mempertahankan orang bebal yang bisa bikin makan ati? Lebih baik fokus ke pengembangan kualitas diri saja, biar bisa menambah daftar prestasi. Iya kan? Dari pada mikirin si onoh yang emang takdirnya baperan.

Jadikan Pelajaran

Pengalaman adalah guru terbaik. Itu sangat benar. Setelah kejadian tersebut, sebaiknya lebih hati-hati ketika melontarkan kata-kata, karena mood seseorang selalu berubah. Kita tidak selalu tahu, apakah mood teman bicara kita sedang baik atau sedang bermasalah. Terkadang kita menganggap apa yang kita ungkapkan hal sederhana yang tidak berarti apa-apa, tidak punya maksud menyinggung apalagi melukai. Namun, bagi lawan bicara yang sedang bad mood, apa pun bisa jadi masalah.

Hindari

Terakhir, menghindarinya lebih baik dari pada bertemu lagi, dan salah ucap lagi di mata dia kan? Nanti bisa-bisa dianggap semakin banyak dosa kita terhadapnya. Jangan sampai dicap sebagai orang terdzalim di dunia. Kalau terpaksa ketemu, tidak usah mengajaknya bicara jika tidak penting-penting amat.
"Terus kalo dia ngajak bicara gimana dong?" Ya, jawab aja seadanya. Bila perlu terus terang aja, "maaf ya aku tidak bisa bicara denganmu, takut mendzalimi lagi." Wakakakak.
39 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS