0
Home  ›  Tidak Ada Kategori

4 Jenis Nasib Manusia



Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengikuti kegiatan di kota baru yang sudah selama satu tahun ini kami tinggali. Tepatnya daerah Benowo Surabaya.

Kegiatan yang berkaitan tersebut berkaitan dengan kegamaan. Yaitu Maulid Nabi besar Muhammad Sholallahu alaihi wassalam. Nabi ummat Islam.

Ini adalah sesuatu yang sewaktu saya masih remaja dulu sering saya lakukan, namun telah lama saya 'tinggalkan'. Sejak menikah, ini merupakan kali pertama hadir kembali pada kegiatan tersebut.

Berbeda dengan sewaktu remaja di kampung saya, susunan di sini terdiri dari beberapa kali pembacaan sholawat. Termasuk samproh dan istighosah. Dilanjut dengan tilawatil Qur'an (qiraat).

Baru kemudian acara inti. Yaitu ceramah dari seorang yang ahli di dalamnya. Seorang Ustadz.

Ustadz menyampaikan, ada empat jenis kehidupan yang dialami oleh manusia. Baik dunia maupun akhirat.





Pertama
 Bahagia Dunia Akhirat

Mereka adalah orang-orang yang beruntung, dengan peroleh kesenangan dobel. Di dunia mereka sukses, kaya raya, dan pandai memanfaatkan harta yang mereka miliki. Yaitu dengan berbagi kepada yang lainnya. Senang berinfak dan sedekah.

Sementara mereka juga tidak melupakan ibadahnya. Masih menyempatkan diri dan keluarga untuk silaturrahmi, kata-katanya lembut, dan menenangkan. Mereka tidak terlena dengan geerlap dunia yang mereka miliki. Sehingga masih mengingati kehidupan akhirat dan mempersiapkan untuk itu. Rajin beribadah. Bangun malam untuk beribadah. Mereka dikaruniai anak-anak shalih dan shalihah sehingga rumah tangga mereka ayem tentrem.

Disusul kehidupan akhirat. Allah memberikan tempat mulia bagi mereka di surga. Wow, mantap sekali bukan? Siapa yang gak mau nih? Sayah mau banget doonk.

Kedua
Bahagia di Akhirat, Sengsara di Dunia

Fiuhhh… Serem yak. Gak mau sayah. Saya maunya bahagia dunia akhirat sajah. Hahahaha

Di point ini, Ustadz menjelaskan, mereka adalah orang-orang yang diberi ujian kesulitan di dunia, tetapi mereka begitu sabaaar menjalaninya. Selalu bersyukur dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka. Mereka tahu diri, bahwa tujuan akhir hidupnya bukan di sini, tetapi kampung akhirat. Takjub yak?

Ketiga
Bahagia di Dunia, Tidak Bahagia di Akhirat

Merinding gak Gaes baca judulnya? Saya sih merinding. Naudzubillahimindzaalik deh. Kalau pilihannya cuma nomor tiga dan kedua, saya sih tetep pilih yang nomor pertama ya *eh? Menyeringai manis 😁😁😁

Ketiga ini adalah type mereka yang dikaruniai rejeki yang berlimpah-ruah, tetapi kikir, sombong, merasa harta yang dimiliki adalah hasil usaha sendiri tanpa peran Sang Pencipta. Tutup mata pada lingkungan. Melupakan bahwa pada harta yang dititipkan kepadanya ada hak orang lain.

Lalai pada kehidupan akhirat, dengan foya-foya, puaskan diri dengan kebahagiaan di dunia. Lalu lupa sama ibadah.

Keempat
Sengsara Dunia Akhirat

Naudzubillahimindzaalik tsumma Naudzubillah. Ini sungguh malang nasibnya. Semoga kita, semua keluarga kita beserta anak cucu terhindar dari yang demikian ya, Gaes.

Point ini adalah, mereka yang hidupnya sudah miskin, malas ibadah, suka berbuat maksiat. Kehidupan rumah tangga tidak tenang, karena jauh dari Tuhan.

Begitulah lebih kurang empat jenis kehidupan manusia yang disebutkan Ustadz. Selain cara penyampaian yang ringan, Ustadz juga pandai mencairkan suasana dengan sedikit lelucon, sehingga hadirin tidak mengantuk meskipun kegiatan berlangsung hingga larut malam.

Seperti kegiatan pengajian umumnya, ustadz menutup dengan doa.
40 comments
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS